Allan pun datang ke rumah keluarga besar Sasi. Dia berniat akan segera melamar perempuan itu agar bersanding dengannya.
TOK! TOK! TOK! Suara ketukan pintu kamar Allan. Kemudian dia melangkah menuju ke pintu kamarnya. "Iya...sebentar," katanya sambil berjalan.
Cklek! Pintu mulai terbuka. Senyuman wanita tua itu menatap Allan. Wajah terlihat tampak garis keriput di wajahnya. "Kamu sudah siap Allan?" Tanya wanita tua itu dengan senyuman memperlihatkan garis kerutnya.
Ehem...Allan mengangguk dengan jelas. Setelan hem navy dipadukan celana kain hitam terlihat sebagai acara formal. Dia akan segera melakukan prosesi lamaran.
Wanita tua itu terlihat tersenyum. "Kita sudah terlambat sepuluh menit, Nak."