Kesunyian malam yang begitu panjang. Radit dengan setia menunggu Aksara yang tertidur lelap dalam sebuah ranjang. Ia pun menatap wajah ayu nan cantik perempuan yang dia nikahi secara sembunyi-sembunyi.
Dia pun mulai membelai rambut lembut hitam pekat milik Aksara. Perempuan itu sama sekali tidak terganggu. Efek obat injeksi membuat dia tertidur pulas, lalu Radit mulai memegang perut buncit milik Aksara sambil mengusap usap dengan lembut. Sebuah tendangan kecil dari malaikat kecil yang telah ia tunggu kehadirannya. Ia pun mulai merasakan dalam zona kenyamanan.
Radit pun mengecup kening Aksara, "Aku berhak atas dirimu.
Aksara pun mulai menginggo, bahkan memanggil nama Ave. Hati Radit merasa sangat sesak. Karena dalam mimpi sekalipun perempuan itu tidak pernah mengizinkannya masuk ke dalam mimpi. Rasa cemburu semakin ada, bahkan rasa kepemilikannya semakin kuat.