Lara mengingat beberapa kejadian lalu, dia mengingat sebuah kisah masa lalunya yang begitu sangat berat sekali baginya. Dia bahkan takkan pernah bisa melupakan masa lalunya ketika dia membenci namanya.
"Kamu kenapa, Ra?" Tanya Syahid.
Lara hanya mengelengkan kepalanya. Dia menatap dunianya seakan runtuh sekali. Dia tak dapat sama sekali merasakan kalau hatinya benar-benar hancur mengingat Fiona dan Alex. Keduanya serakah bahkan ingin menghabisinya.
"Kamu harus yakin, kalau semua ini akan berakhir. Dia takkan pernah bisa melawan kita," ujar Syahid ketika mengenggam tangan Lara. "Kamu punya Allah. Percayalah kalau jalan takdir Allah memang yang terbaik," ujarnya menatap kedua mata istrinya.
Syahid dan Lara memang sedang ada di luar kota. Karena dia ada sebuah urusan. Dia akan segera menyelesaikan semua itu.
"Sasi akan baik-baik saja. Di sana sudah ada Barra," kata Syahid.
Lara mengangguk, dia percaya kalau putranya mampu melindungi adeknya.
