Dua tahun kemudian Barra mulai bisa mengatur beberapa jadwalnya. Dia mulai bisa menjalani kedua profesi dengan caranya. Dia merasa semua memang sangat berat, namun sebuah amanah harus dilakukan. Semua itu dia lakukan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Menjabat sebagai CEO dan dokter muda di Rumah sakit umum, Sidoarjo. Dia terpaksa bolak-balik menuju ke Surabaya lalu ke Sidoarjo. Namun dia tidak mengeluh sama sekali.
Lara menatap putranya yang benar-benar tidak pernah meninggalkan sebuah amanah dari keluarganya. Dia sangat berharap kalau putranya bisa menemukan calon istri yang bisa mendampingi dia selama ini. Sebuah keyakinan pasti ada dalam hatinya. Dia tidak akan pernah bisa menyerah sekalipun.
"Barra, kalau kamu sebaiknya fokus dengan koasmu," kata Syahid. "Biar adekmu saja yang mengurus masalah perusahaan, Nak."
