"Kamu berubah, Bar!"
"Siapa yang berubah?"
Melisa terlihat dalam sebuah amarah. Dia merasa kalau Barra memang tidak sehangat dan senyaman yang dulu dia kenal. Sikap Barra terbilang terasa hambar. Bahkan dia sekarang susah memahaminya.
"KITA PUTUS!" Celetuk Melisa, karena rasanya getaram cinta itu sudah lama menghilang, bahkan rasa itu terbilang sudah punah seketika. Dia pun pergi meninggalkan Barra di sebuah taman. Dia merasa kalau sebuah hubungan yang terasa hambar membuatnya terasa sangat aneh sekali. Dia yakin dengan sebuah keputusannya.
"Mel...."
Kedua kaki Melisa menjauh pergi, lalu Barra terus mengejarnya. Dia bahkan tidak bisa mengejar perempuan itu. Dia merasa sangat putus asa hingga berteriak sekencang-kencangnya.
"KAK BARRA?!"
Barra pun terbangun dari mimpinya, "Astaga! Aku hanya mimpi!"