Aksara pun mengikutin langkah Barra. Ia merasakan dunianya runtuh seketika, ia tidak mampu lagi merasakan apalah artinya bahagia. Semua terasa begitu sangat tersiksa batinnya. Hatinya mulai kacau balau. Ia tidak sanggup menatap semestanya yang kini hanya tertutup awan hitam.
"Ya Allah kenapa ujian datangnya di saat tidak tepat? Kenapa sungguh berat sekali?" pikir Aksara dalam perasaan yang hancur lebur. Rasa kecewanya mulai bercampur aduk. Ia bahkan tidak dapat menatap dunianya.
Sepotong hatinya kini sudah remuk, kehidupan yang dibangun dengan kata cinta dan kepercayaan seakan runtuh. Kini sudah tidak ada sebuah celah lagi di dalamnya. Rasa itu benar-benar musnah seketika. Dia terdiam dalam sebuah kata. Hanya kepedihan yang menjalar dalam hatinya.
*