Suasana kota terlihat begitu sangat ramai sekali. Namun tidak untuk Barra yang hatinya sepi sekali. Dia tampak gelisah dengan beberapa masalah yanng cukup pelik dalam hidupnya. Ia mulai menghela napas cukup berat sekali. Rasanya isi kepalanya sudah hampir meledak karena sebuah masalah yang cukup pelik dalam hidupnya. "Kenapa semua ini harus terjadi?" Dia mulai mengeram seketika, ia mengepalkan kedua tangannya di atas meja kerjanya. "Sialan! Siapa yang berani melakukan semua ini?!" Umpatnya berulang kali. Kedua rongga hidungnya mulai mengembang kempis. Amarahnya mulai meledak-ledak, ketika ada proyek besar kembali gagal didapatkan. Ia sudah curiga kalau semua ini yang melakukan tidak lain orang dalam. Ia mencurigai beberapa pegawainya. "Sialan!" Umpatnya.