"Ayo!" Seru Sasi menatap Barra.
Kedua mata Barra menatap ke Ava. "Bukankah, kamu calon pelamar sekertaris yang interview tadi?" tanyanya.
Ava pun mengangguk dengan jelas, ia menata Barra calon bosnya. Ia juga tidak tahu kalau nantinya dia akan lolos atau enggaknya. Karena dia tidak akan pernah terlalu berharap kepada satu perusahaan. "Semangat pejuang amplop coklat!" seru Ava dalam hati kecilnya.
"Oh, jadi kalian berdua saling kenal?" tanya Barra.
"Iya, kak. Aku sama Ava saling kenal, karena kembarannya Ava itu adalah kekasih kak Aksara."
"Hmmmm…. Maksud kamu Ave adalah kembaran kamu?" selidik Barra menatap Ava yang duduk di sofa lobby.
"Iya, Pak Barra. Dia adalah saudara kembarku," jawab Ave.
"Ternyata dunia itu sempit ya?" cetus Barra menatap Ava.
"Iya, Pak. Dunia itu memang sangat sempit sekali ya," kata Barra menatap Ava.
Ava pun membalas dengan senyuman.