"Bun, tolongin Sasi!" rintih Sasi mengumam dalam hati dengan kondisi mengigil. Ia terlihat begitu memprihatinkan kondisinya. Bibirnya membiru, tubuhnya mengigil. "Tolong," gumamnya berulang kali.
BRAK! Ruang gudang berhasil Barra dobrak. Ia menemukan adeknya dalam posisi mengenaskan. Dia pun langsung melangkahkan kedua kakinya.
"Awas!" teriak lantang Aksara.
DORRR! Sebuah peluru menembus punggung Aksara hingga dia pun bersimbah darah. Ia berusaha melindungi Barra. Ia harus tergeletak begitu saja dalam pelukan Barra.
"Aksara!" teriak Barra dengan sebuah penyesalan. Polisi pun berhasil mengamankan beberapa anak buah dari Nando. Tapi pria bernama Nando itu kabur begitu saja meninggalkan gudang kosong itu.
Nando pun melajukan mobilnya dengan sangat kencang sekali. Ia pun lolos dari kejaran polisi dengan masuk ke dalam sebuah desa terpencil. Dia pun berhenti di sana.