Aksara hidungnya kembang kempis dia merasa kalau Barra mengerjainya habis-habisan. Dia pun bersumpah serapah dalam hatinya. "Lihat saja kamu manusia es! Aku akan membalasnya! Bagaimana bisa kau bangunkan macan betina?" dengus kesalnya.
Aksara pun membawakan bubur ayam yang dipesan Barra. Ia sudah susah payah mencarinya tapi Barra malah enggan memakan bubur ayam itu. Ia malam makan makanan yang lain. Dia merasa kalau Barra benar-benar menyebalkan. Ia berusaha menahan amarahnya. Ia mendumel dalam hatinya.
"Sial! Kenapa harus berurusan dengan manusia es?" gerutu Aksara dalam hatinya. Ia menatap sebal Barra. Ia ingin sekali membuat Barra menjadi adonan perkedel.
Sebuah tangan memegang pundak kanan Aksara yang sedang berdecak kesal. Ia merasa kalau Barra bener-bener keterlaluan sekali. Ia sudah susah payah membawakan bubur ayam, namun ditolak mentah-mentah.
"Kak jangan marah dong."