"Udah ini!" ketus Aksara sambil menyerahkan apel yang baru saja dia kupas.
"Udah nggak pengen," balas Barra.
"Hah?" mulut Aksara pun mengangga. "Dasar manusia es! Berani-beraninya bikin kesal aku!" Sungut Aksara menatap Barra yang tersenyum setengah mengejek. "Awas kamu! Akan aku balas setelah ini!" sumpah serapahnya dalam hati sambil memakan apel yang telah dia kupas.
"Eh, beliin bubur ayam donk, aku nggak mau bubur buatan rumah sakit ini buat makan siang," celetuk Barra.
"Sekarang?" tanya Aksara.
"Iya, sekarang! Daripada kamu di sini bikin mata ini sepet!" jawab Barra dengan nada santai.
"What?" Aksara mengumam. Ia benar-benar kesal di hadapkan pria layaknya bayi besar. "Awas! Nanti aku bikin perhitungan sama kamu Barra!" batinnya.
"Udah! Berangkat sana!" usir Barra dengan menatap tajam Aksara.
"Sialan ini cowok! Pengen aku becek-becek mukanya! Nyebelin parah!" sungut Aksara dalam hatinya. "Makin lama makin ngelunjak!"