"Apa?"
Syahid pun merasa tidak kuasa menahan air mata ketika sebuah kabar duka terdengar di gas suara.
"Kenapa, mas?" tanya Lara melihat wajah suaminya berselimut awan hitam.
Syahid hanya terdiam. Ia tidak berkata apapun. Air matanya berlinang begitu sangat deras sekali sehingga membuatnya sulit membendungnya. Telepon dalam genggamannya pun terjatuh di lantai begitu saja. Kabar itu begitu menyayat hatinya.
"Mas, cerita donk. Jangan begini?"
"Ra, aku nggak tahu harus bilang apa lagi sekarang. Ibuku sudah tidak ada."
"Maksudnya?"
"Ibu sudah meninggalkan dunia ini selamanya."
"Ya Allah. Mas."
"Kita akan segera ke sana dengan penerbangan hari ini. Mas, ingin melihat ibu untuk yang terakhir kalinya."
"Mas, harus bisa sabar ya. Ibunya mas sudah bahagia di alam sana. Aku akan menyiapkan beberapa perlengkapan untuk segera ke Jakarta."
Syahid pun segera membantu Lara bersiap-siap. Ia ingin segera sampai di rumah duka ibunya.
*