Sebuah perasaan yang tidak mampu tergerus waktu. Jiwa-jiwa yang tidak bertuan. Menutup kedua kelopak mata dengan mengharapkan sebuah perasaan yang tidak kunjung ada sebuah jawaban menentu. Sakila pun duduk termenung.
Ehem! Sakila menoleh. Ia mendapati kakak iparnya dengan lengkungan senyumannya.
"Kak Lara?"
"Apa boleh aku duduk di sini?"
Di taman belakang dekat kolam renang pribadi keluarga Farhan. Sakila pun duduk dalam pikiran bercabang-cabang. Kini ada Lara yang duduk di sampingnya sambil menatapnya dengan sendu.
"Apa kamu ada masalah, Dek?"
Sakila pun mengelengkan kepalanya.
"Oh."
"Barra mana, kak?"
Barra sedang tidur bersama papanya.
"Kakak nggak tidur juga?"
"Tadi, tapi mendadak kakak terbangun karena haus. Lalu kakak lihat kamu duduk di sini pas habis dari dapur."
"Oh."
"Kakak tahu apa yang sedang kamu pikirkan, Dek. Kakak tahu kalau ini masalah tentang lamaran Dimas?"
