Angin malam bertiup dengan kencang di depan sebuah lubang gua. Bulu kudukku seketika berdiri dengan hanya berdiri di depannya saja. Tekanan di sini tidak terlalu kuat namun memberikan hawa yang mengerikan. Perasaan ini rasanya pernah aku rasakan begitu pertama kali akan bertemu dengan Rei Thermamu, The Emperor.
Kuinjakkan kakiku memasuki gua yang gelap itu. Rasanya aku sedang memasuki ruangan Sang Raja saja malam ini. Dan ruangan ini begitu gelap karena tidak ada sedikitpun cahaya yang menerangi di dinding-dinding.
Jeanne menggunakan tongkat sihirnya untuk menghasilkan cahaya dan menerangi jalan. Dia mengambil posisi ku sehingga kami berdua melihat ruangan yang gelap ini dengan jelas seperti berkelana menggunakan kereta kuda.
Sementara itu, Shin menundukkan wajahnya sepanjang jalan. Meskipun dia sebelumnya dapat bangkit namun lama kelamaan dia pun semakin merasa takut. Pertemuan antara dirinya dengan tuannya semakin dekat.