Javi mengelus rambut nyonya besar kedua yang tertidur di sofa kamar. Mereka pulang ke rumah. Tidak berkata-kata hanya menikmati waktu berdua. Keheningan tak sangkal menjadi beban di hati. Bangkit berdiri bermaksud menyalakan rokok. Matanya melihat ke sekelilingnya. Tak banyak berubah namun ia harus mencari cara demi mengembalikan semua ke tempat semula.
Asap tebal mengelilingi Javi tanpa henti merokok. Memulai darimana belum tahu namun satu hal pasti, tuan besar pasti di Jakarta.
kring....
"Ada apa!" bentaknya kesal. Kepala berputar-putar mencari celah malah mendapatkan telepon dari orang yang tak ingin diketahui.
["Apa begini caramu berterimakasih pada penyelamatmu?"]
Tarikan nafas berat dan suara orang berteriak seperti berpacu terdengar nyaring di telinga Javi. "Bukan begitu. Kepalaku pusing tak ada uang di tangan" keluhannya bikin jijik penelpon.
["Ckckck mendengar perkataan bikin tak nyaman bagian bawah tubuhku"]