Berusaha duduk dengan tenang di sudut kamar. Mata menatap tajam dan liar ke arah kamar mandi, mengira-ngira dimana letak kunci kamar. Jantung bergerak maraton. "Aku harus pergi dari sini" gumamnya. Suara air dimatikan, mengatur nafas setenang mungkin, berpura-pura bodoh lebih baik demi nyawa tinggal di ujung kuku.
klik
Suara pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Javi dengan wajah segar dan handuk kecil di pinggulnya. Tak ada tanda-tanda kekerasan yang baru saja dilakukan. Rambut basah menetes di lantai.
"Tidak mandi, sayang? Airnya sangat segar di badan. Pergilah ke kamar mandi, penampilanmu sangat menyedihkan. Aku tak bisa dekat-dekat denganmu kalau begini" katanya meraih tangan nyonya besar kedua untuk berdiri dari duduknya. Berusaha tenang, Javi tahu nyonya besar kedua takut padanya tapi otaknya memeras siasat untuk menjaga tambang emasnya tak lenyap untuk kedua kali dari tangan.