Kaki Javi bergerak lincah meloncati genangan air. Ia baru saja sampai di Jogja. Berbekal alamat yang diberi oleh pengacara di Bali dan uang, akhirnya sampai di Jogja. Tak perlu menunggu lama ia sampai depan rumah sederhana. Keningnya mengeryitkan kerutan tak jelas di wajahnya. Rasanya aneh melihat nyonya besar kedua tinggal di tempat ini. Tak ada tanda-tanda glamor sama sekali bahkan bisa dikatakan jauh dari kesan pertama kali ia mengenal nyonya besar kedua.
Seingat Javi, nyonya besar kedua tak akan bisa tinggal di rumah begini terlebih tak ada harta yang bisa dilakukan untuk bersikap mewah. Matanya meneliti keseluruhan, buru-buru ia mengambil sikap hati-hati lalu mencari celah untuk melihat kedalam rumah.