Exsclamente melihat langit melalui jendela kamarnya. Ia berhari-hari mengurung diri dalam kamar tanpa niatan ingin keluar. Tergiang suara tangis Shizuru dan Morgan di kamar inap rumah sakit. Sejak hari itu ia tak mau keluar dari kamarnya. Ia merasa gagal melindungi anak, cucu dan calon menantunya. Apakah ia terlalu buta untuk melihat sehingga semua terjadi tanpa harus dilakukan apapun. Exsclamente menarik nafasnya berat. Berulangkali memikirkan bagian mana yang salah tapi tak ditemukan juga.
tok...tok...
Exsclamente diam membisu bahkan tak bergeming dari posisinya sama sekali. Berkali-kali ketukan di pintu terdengar hingga kesal entah siapa yang mengetuk. Tak terdengar apapun hanya kasak kusuk diluar pintu kamarnya. Ia bergerak malas menuju sofa untuk menelaah apa yang terlewati dari dokumen yang dikirimkan Baldi.
tok.... tok....