"Ayah" panggil Lena lirih. Bibir pecah, badan memar, kepalanya pusing. Ia hanya berbalut handuk saat keluar dari kamar mandi. Javi menoleh, meneliti detail. "Kemari" katanya menepuk-nepuk pahanya. Kebiasaan kecil yang selalu dilakukan oleh Javi jika di rumah. Lena mencengkeram kuat handuk yang melilit tubuhnya, tak banyak bisa tertutupi. Ia duduk dengan enggan dan takut.
"Kamu sudah besar, seharusnya ayah lebih perhatian padamu" Javi mencium harum shampo dan sabun berbaur jadi satu. Dielusnya paha Lena lembut. "Maafkan ayah. apa sakit? coba ayah lihat" katanya pelan. Suaranya berubah serak. Lena diam saja saat tangan ayahnya mengusap bibirnya. "Ah, ayah sakit" Jari Javi menyentuh bibir Lena yang terluka. "Tidak akan sakit, ayah akan mengobati" Javi mulai kehilangan akal sehatnya, membopong Lena diletakkan diatas tempat tidur. Kaget dengan tindakan ayahnya, Lena berusaha untuk bergerak merapat tembok. Wajah Lena memucat, tangannya gemetaran takut.