Rosana berjalan tertatih di sepanjang jalan menuju jalan besar. Rasa sakit dan nyeri tak dipedulikan. Tepat diperempat jalan, akhirnya ia menemukan mobil angkutan umum yang bisa membawanya keluar dari tempat ini. Ia turun di terminal berhenti untuk berganti kendaraan lainnya. Cepat ia memasuki bis yang akan membawanya ke Jakarta. Ia sengaja duduk di belakang bis. Tertutup oleh kursi dan keramaian orang yang hendak ke tujuan sama.
Matahari menjulang tinggi di atas kepala. Basti terbangun dari tidurnya, percintaan panjang dan kepuasan yang diberikan membuatnya tidur nyenyak. Sungguh menyenangkan. Diraba sampingnya. Keningnya mengerut memaksanya membuka mata. "Rosana" teriaknya lantang. Tak ada suara apapun di luar kamar. Alisnya bertaut kesal. Ia bangkit berdiri tanpa mengenakan apa-apa keluar kamar mencari Rosana. Tak ada siapa-siapa. Kesal. "Rosana!" teriaknya. Basti buru-buru membersihkan diri lalu keluar mengambil motornya. Ia memacu untuk mencari Rosana di sepanjang jalan.