Manusia bisa membuat rencana sedetil mungkin tapi pada akhirnya akan tercipta sebuah ruang yang bernama perubahan dari langit.
Marisa mencengkeram kuat seprai di tangan, perutnya mual bukan main. Bahri panik melihatnya. "Tunggu sebentar, dokter sebentar lagi datang". Wajah pucat pasi dengan tangan lemah tanpa bisa berpegang kecuali menatap Bahri dengan tatapan sedih. "Bahri, aku mau muntah" pekiknya kesal, rasa mual bertambah setiap hari bahkan menyisakan perut kosong. Bahri cepat menyambar tempat sampah, membiarkan Marisa memuntahkan semuanya.
Dokter bergegas menghampiri mereka berdua, memeriksa Marisa dengan cepat. Ada kebingungan muncul di wajahnya tetapi di hentikan sebelum tercetak jelas. Bahri mengikuti langkah dokter keluar kamar sementara Marisa cepat mendapatkan infus dan obat yang diperlukan.
"Dok?"
"Marisa hamil empat minggu. Kondisinya tidak stabil untuk sementara waktu. Pastikan dijaga makan, tidur maupun emosinya"
"Hamil?"