Bahri membaca perjanjian ditangan dengan seringai diwajahnya. Sena berdiri di depannya dengan mata tajam, kakinya dibelenggu oleh rantai. Otaknya berfikir keras ketika sampai dirumah Bahri malah disuguhi sebuah kenyataan yang mengejutkan. Beberapa wanita dengan penampilan menyedihkan tampak di ruangan ini, sorot mata ketakutan.
Saat ini mereka semua ada di sebuah rumah dengan lorong yang cukup menakutkan, disetiap lorong ada kamar yang terdengar teriakan tanpa henti minta ampun atau suara teriakan senang. Sebenarnya ini tempat apa pikir Sena.
"Ini rumahku. Kenalkan itu istri-istri tercintaku. Itu jam 10, itu jam 1, yang lain sedang sibuk. Kamu mulai hari ini jam 2. Nanti akan ada orang yang memberikan pelatihan padamu" kata Bahri bergerak berjalan keluar sambil membawa perjanjian tertulis di tangannya. Senyumnya merekah senang. Otak bisnis berjalan baik, tak mungkin Bahri mau membuang barang bekas yang harganya sudah dibayar.