"Bagaimana ini, Pak Camat?"
"Ini diluar kemampuan saya. Keputusan ada pada Simbah"
Jawaban Rodrigo menghentikan semua pertanyaan yang akan disampaikan. Wajah-wajah cemas mulai timbul ketika Simbah Nabawi mulai batuk-batuk. Rodrigo berpandangan mata pada petugas pantau dan tidak sengaja melihat Sulastri yang mengikuti langkah Simbah masuk kedalam kamar. Keluarga besar mulai khawatir, Rodrigo sangat tahu apa yang dinanti oleh orang-orang ini. Simbah Nabawi termasuk orang desa yang mempunyai banyak tanah, jika Sulastri tidak segera menikah maka tanah-tanah itu bisa diperebutkan. Keributan dan pembahasan tidak penting mulai bergulir seakan Simbah Nabawi sudah mati. Sulastri bergegas ke arah belakang rumah, ia tak sanggup melihat bapaknya dalam kondisi begini. Kerutan di wajah Rodrigo semakin dalam melihat situasi yang tidak sehat kondusif. Rodrigo bangkit berdiri diam-diam berjalan ke arah Sulastri tadi keluar.