Makan malam sederhana dan ditutup dengan seks hebat sudah dilakukan tapi masih ada yang mengganjal di hati Morgan walau malu dengan nafsunya tapi apalah daya jika tak tahan. Memperhatikan dari kursi makan gestur tubuh Shizuru membuat hati cemas. Ia tahu Shizuru masih memiliki banyak cara untuk meninggalkan. Bercinta di atas meja dapur atau makan terasa lebih menyenangkan, ia harus melakukan sering-sering batinnya sambil beranjak dari duduknya mendekat wanita pujaannya. Morgan harus memastikan Shizuru tak melukai dirinya.
Morgan melingkari leher Shizuru pelan dari belakang. "Apa yang kamu pikirkan, hmm" tanya sambil mengecup pipinya. Tangan Shizuru memegang tangan Morgan yang berada di depan. "Kamu" jawabnya pelan. "Mengapa? aku disini untukmu. Apalagi yang kamu perlukan, huh!" protesnya sedikit bingung. "Mengapa kamu memilihku, Zai?" tanyanya lirih. Perasaan tertonjok di dada Morgan membuatnya sulit bernafas tapi ditepisnya jauh-jauh.
