Bagaikan Dejavu sebuah kata tak dapat dikatakan dengan baik, baru kemarin ia melakukan dan kini sepi. Ingatan yang sama pada hari itu pada orang yang sama tapi dengan ingatan yang berdiri pada sosok yang berbeda.
Mariah mencecap minuman perlahan, pagi buta terbangun dalam pelukan Jordan lalu membuat kopi panas dan cemilan hingga duduk disini sampai berganti waktu. Sepanjang waktu kemarin dihabiskan mengikuti keinginan Jordan yang tak ada habisnya ditambah nafsunya. Diputar-putar cangkir di tangan, rasa sedih menyeruak bahkan menggila seakan memberikan banyak fakta yang mendorongnya untuk pergi tinggalkan Jordan secepatnya. Tak ada masa depan untuknya.