Mariah mencecap minuman perlahan, pagi buta terbangun dalam pelukan Jordan lalu membuat kopi panas dan cemilan hingga duduk disini sampai berganti waktu. Sepanjang waktu kemarin dihabiskan mengikuti keinginan Jordan yang tak ada habisnya ditambah nafsunya. Diputar-putar cangkir di tangan, rasa sedih menyeruak bahkan menggila seakan memberikan banyak fakta yang mendorongnya untuk pergi tinggalkan Jordan secepatnya. Tak ada masa depan untuknya.
"Apa yang kamu pikirkan seserius ini?" tanya Jordan, sejak bangun mencari Mariah dengan panik hingga menemukan di ruang makan, Mariah mengangkat wajahnya dari merenungi gelas. Satu putaran teryata tak cukup untuk mereka berdua, berusaha menjelahi tapi seperti ada seorang yang menjadi penghapan di rumah. Mereka berdua merengkuh kenikmatan dengan mata terbuka dan sebuah janji terlontar dengan cepat dan berakhir ia seperti ini.
cup