Lampu-lampu menyala sangat cantik di luaran memberikan sinyal kehidupan berjalan tak dapat ditebak, angin berhembus sangat pelan, air mata langit jatuh membasahi bumi. Wajah muram Morgan menatap langit melalui jendela butik Shizuru. Otaknya terus berputar-putar mencari celah supaya rencana kali ini tak berujung kesalahan. Notifikasi tuan besar menyebutkan di tempat yang aman. Hatinya tak tenang. Asap rokok terus menerus di keluarkan hidung Morgan seperti asap kereta api tempo jaman dulu, tak ada keinginan untuk pulang, dua hari sejak Shizuru hilang, ia tinggal disini. Hanya tempat ini yang membuat ia berharap dan bertahan dari perasaan kosong. Tak mengira ternyata jatuh cinta dan kehilangan sangat sakit.
"Aku tahu kamu masih hidup, sayang. Bertahanlah, aku akan menyingkirkan batu di sekitar kita hingga saat itu tiba, aku mohon jangan mati tanpaku!" batinnya.