Ketika hari sudah malam, maka seluruh hutan menjadi gelap gulita. Tetapi pemandangan menyeramkan di hutan, tidak dapat diketahui Axelia. Tentu saja karena kedua matanya tidak bisa melihat.
Dia hanya dapat merasakan hangatnya api unggun di depannya. Beberapa menit lalu Vincent telah membuat api unggun kecil untuk menghangatkan tubuh mereka dari suhu minus sepanjang malam.
Mereka tidak saling berbicara lagi. Keduanya sama-sama membisu dan sibuk dengan pikiran sendiri. Sehingga keheningan yang sangat sunyi dapat Axelia rasakan seolah memeluk dirinya dalam kesendirian.
"Axelia, tahukah? Hutan saat ini sangat gelap bagi mata manusia yang melihat. Kau beruntung terbiasa dengan kegelapan," kata Vincent membuka percakapan.
"Ya. Karena itu, aku tidak takut pada hal apapun yang akan muncul di kegelapan," sahut Axelia.