Seperti yang Aodan perkirakan, ia benar-benar ditertawakan oleh Larson begitu ia turun dari mobil. Saudaranya itu bahkan hampir tidak bisa berdiri dengan benar hanya karena tawa yang tidak bisa berhenti.
Pekerja lain yang melihatnya hanya tersenyum, ingin tertawa tapi tidak berani dan memilih untuk pura-pura sibuk dan sekuat mungkin mengabaikan keberadaan Aodan yang sangat mencolok itu.
"Jangan tertawa, aku hanya menuruti keinginan Luna."
Aodan memegang bahu Larson yang bergetar, Larson berusaha menghentikan tawanya dan berdiri dengan benar, tapi melihat Aodan yang seperti badut, ia mau tak mau lemas lagi ke tanah dan tertawa.
"Sialan, aku akan menendangmu kalau kau membuka mulutmu." Aodan mendengkus, bukannya berhenti Larson malah semakin tertawa dan Aodan mengangkat kakinya menendang kaki Larson.
Pada saat Istvan datang, barulah larson bisa mengendalikan tawanya dan terlihat hampir menangis.