"Aodan, sialan!" Larson mengumpat ketika merasakan kakinya diinjak dengan kasar oleh Aodan, ia langsung bangkit dan melihat Aodan melesat ke kamar mandi. "Ah, apa yang terjadi?! kenapa kalian semua terlihat seperti dikejar-kejar setan?"
Larson tidak mengerti apa yang terjadi, lebih tepatnya ia masih bingung karena baru saja bangun dari tidurnya. Liu datang melemparkan handuk padanya.
"Sudah kubilang jangan minum anggur malam tadi." Liu mengomel, ia juga bangun terlambat karena tidak tahan dirayu oleh dua saudaranya itu. "Sekarang kita terancam terlambat datang ke pernikahan."
"Hah, ah!" larson langsung melompat, hampir terjatuh di atas ranjang karena terlilit selimut, Liu langsung menariknya tapi karena tubuhnya yang lebih kecil, ia ikut jatuh.
BRUKH!
"Kalian sudah dewasa, tapi bodoh sekali." Aodan melongokkan kepalanya dari kamar mandi, di kepalanya masih ada busa dan tangannya terus bergerak menyikat gigi. "Jangan main-main di lantai, kita tidak punya waktu lagi, nih."