Larson duduk di ranjangnya sambil membaca buku dengan tenang, ia sangat jarang memiliki kesempatan untuk membaca, karena akhir-akhir ini ada Aodan di sekitarnya.
Ia tidak membaca sesuatu yang berat, hanya membaca tentang seluk beluk tanaman anggur yang mungkin saja akan berguna ketika ia turun ke kebunnya.
Adapun Aodan, saudaranya itu sangat berisik dan ia juga tidak akan bisa konsentrasi jika ada Aodan di sekitarnya, pikirannya akan teralihkan dan dengan mudahnya melakukan sesuatu yang konyol tanpa bisa dicegah.
Tapi kalau dipikir-pikir, ia lebih bodoh daripada Aodan, yang mau-mau saja mengikuti segala kekonyolan yang terjadi.
Suara tetesan air di kamar mandi berhenti dan pintu kaca itu terbuka dengan pelan, mengeluarkan aroma yang sangat dikenal oleh Larson.
"Larson …."
Istvan baru saja keluar dari kamar mandi dengan jubah mandi dan tetesan air masih mengalir di bahunya, Larson mendongak dan merasakan angin dingin berhembus di sekitarnya.
Dewi.
Istvan adalah Dewi.
