Sharem tidak pernah sedikitpun berpikir kalau suatu saat dirinya akan mengalami hal buruk seperti ini sepanjang hidupnya.
Sharem selalu merasa dirinya di atas angin, selalu merasa kalau ia memiliki banyak hal yang bisa melindungi hidupnya dan percaya bahwa ia tidak akan mungkin mendapatkan pengkhianatan karena dirinya terlalu kuat.
Sharem percaya kalau semua orang berada di bawah kakinya, dapat ia injak dan perlakuan sesuka hati.
Tapi sekarang semua itu sia-sia saja, sekarang ia tidak ada ubahnya seperti siput yang kehilangan cangkangnya, dikhianati dan ia sekarang berada di ambang kehancuran, tidak ada lagi yang bisa menyelamatkannya dalam situasi seperti ini.
Semua jantung yang telah ia kumpulkan dengan susah payah telah hancur di bawah sinar matahari dan Dewa yang sempat ia panggil tidak akan pernah lagi bisa panggil, dia telah menerima kemurkaan yang begitu besar dengan gagalnya ritual yang ia lakukan.
Sharem telah menerima kesialan atas kegagalannya.
