Bulan di atas langit sana bersinar, masih tertutup setengahnya, seolah-olah apa yang menghalangi cahaya itu tidak akan pernah pergi, diam di tempatnya.
Cahaya biru berputar di sekitar Aodan, memerangkapnya agar tidak bisa kemana-mana, Luna mengatupkan kedua tangannya dan cahaya biru yang mengurung Aodan semakin menyempit.
Aodan menatap Luna, ia tidak bisa seperti ini terus, lama kelamaan Luna akan menghancurkan dirinya.
ZREG ....
Cahaya biru itu semakin merapat, bergerak dari segala penjuru menuju Aodan, laki-laki itu mengerutkan keningnya, ia sepertinya sudah berada di ambang batasnya.
DUAR!
Ledakan terdengar dari dalam, cahaya biru yang tadinya menyempit itu bergetar dan retek.
"Baiklah, mari kita lakukan pelan-pelan," gumam Aodan sambil menarik napas panjang. Mata keemasannya itu menatap Luna yang lagi-lagi mengeluarkan cahaya biru di kedua tangannya.