"Tidak."
Wajah Abigail terlihat menegang, matanya menunjukkan ketidakpercayaan yang kuat atas perkataan Istvan.
"Aku tidak pernah ingin melihat wajahmu." seakan belum puas Istvan kembali mengucapkan kata-kata yang menusuk Abigail, raut wajahnya dingin, seolah memperlihatkan betapa seriusnya apa yang ia katakan saat ini.
Abigail terlihat sangat marah tapi sebisa mungkin ia tahan dan angin yang kencang berhembus di sekitar mereka.
"Aku tidak ingin menyakitimu."
"Benarkah?" Istvan menggerakkan tangannya, tetesan hujan jatuh dari langit semakin banyak dan dingin. "Kau selalu mengatakan itu, tapi pada kenyataannya kau menyakiti dan terus menyakiti aku."
Abigail langsung terdiam.
Pada kenyataannya, dirinya di masa lalu adalah orang yang paling sering menyakiti Istvan, tidak sekali dua kali tangannya memukul tubuh wanita itu.