Cahaya yang menyilaukan membuat Luna kehilangan penglihatannya selama beberapa saat dan tubuhnya melayang terkena arus angin yang kencang, ketika Luna merasa ia akan terhempas ke atas tanah, tangannya dicengkeram erat oleh seseorang.
"Hah … hah … aku hampir kehilanganmu!" Aodan terengah-engah memeluk bahu Luna, mereka mendarat di tanah yang berasap dan Luna secara otomatis balas mencengkeram tangan Aodan.
"Kau baik-baik saja?!" Aodan kembali berkata, suaranya bercampur antara khawatir dan ketakutan.
Luna mengedipkan matanya beberapa kali, pandangannya perlahan-lahan mulai jelas, awalnya ia melihat siluet tubuh Aodan yang gelap lalu berubah menjadi jelas dan wajah laki-laki itu terlihat pucat seperti kertas.
"Kenapa segelap ini?" Luna menyipitkan matanya, asap-asap hitam melayang di udara dan aroma terbakar yang menyengat tercium.