"Aku iri padamu," bisik Jennie pada Luna yang memasukkan botol air minum ke dalam tasnya, mereka baru saja membeli beberapa makanan ringan untuk menemani mereka melihat Istvan yang sedang diwawancara oleh majalah lokal.
"Kenapa kau iri padaku?" Luna mengerutkan kening dengan heran. "Aku seorang janda dan sekarang sedang dicampakkan kekasihku, apa bagusnya?"
Memikirkan status pernikahannya, Luna merasa jengkel. Seandainya ia tahu Gerald adalah orang yang salah, ia tidak akan menikahinya.
Belum lagi sosok Rachel, untungnya wanita itu tidak pernah muncul sejak kontes musim gugur dan kabar ia terpeleset yang membuat semua orang gempar perlahan mereda, Luna sangat menikmatinya.
"Ish …." Jennie mendengkus, ia merapatkan tubuhnya pada Luna. "Istvan tidak pernah membawaku ke rumahnya, tapi kau bilang padanya kau sekarang tinggal di rumahnya, katakan padaku … kehormatan macam apa yang kau miliki? Apa kau seorang Dewi?"
"Jangan bicara omong kosong, aku hanya menumpang semalam."
