"Syukurlah … kalau Istvan baik-baik saja, aku baru saja melihatnya di televisi."
Terdengar suara khawatir Luna begitu Aodan masuk ke dalam rumah, kadal hitam itu mengibaskan ekornya dengan jengkel dan melompat ke atas sofa.
"Ya … terima kasih atas informasinya Jennie, aku akan melihat daftar peserta kontes dulu sebentar."
Beberapa saat kemudian suara langkah kaki mendekat, Luna melihat kadal hitam tengah melingkar nyaman di atas sofa dan merasa hatinya menghangat.
Luna sepertinya mengira Aodan telah tidur, ia mengulurkan tangannya tanpa sadar, hendak menyentuh kepala si kadal.
"Sshh!"
Si kadal hitam mendesis nyaring, ekornya mengibas dengan tidak senang, ia mundur menghindari tangan Luna dan mata keemasannya itu menyipit.
"Ah!" Luna terkejut, ia mundur dan menatap Aodan dengan heran. "Kenapa kau tiba-tiba marah?"