Chereads / The C Toxin / Chapter 17 - Twisted?

Chapter 17 - Twisted?

Mayaguez, Puerto Rico

Locust 127, Laboratorium Humanoid

25 April 2016

11.00 AST

Ketegangan di Locust 127 semakin terjadi ketika suara sirine dalam mansion itu bersautan. Sudah dipastikan bahwa ledakan reaktor itu menyebabkan jalaran api ke ruangan disekitarnya. Oh, tidak hanya api, mansion itu memiliki sensor kontaminan

Selama sekian menit, Yoon Gi dan Ten masih terdiam di ruang kendali. Pikiran dua ilmuwan itu benar-benar membeku. Tak lama kemudian, pusat komando AI di mansion itu memberikan instruksi darurat

"Alert! There was explosion in reactor isolation room. Leave the mansion in one minute! Alert! Leave the mansion in one minute!"

"Apa yang Kau pikirkan Ten? Segera keluar!" Yoon Gi dengan sigap segera memasang masker pelindungnya sesaat setelah mendengar instruksi itu. Tanpa pikir panjang, Ten pun segera meninggalkan ruangan itu melalui jalur darurat. Berlawanan dengan panggilan hatinya untuk menemukan dan membawa adiknya terlebih dahulu, Ten sangat logis untuk tidak turut serta menaruh dirinya dalam bahaya.

"Apakah Kau sudah mengatur sensor itu untuk segera menetralisasi ledakan api dan kontaminasi toksin itu?" tanya Ten berusaha memastikan.

"Aku harap begitu," jawab Yoon Gi setengah yakin.

"Apa maksudmu, hah? Pastikan sistem netralisasi itu aktif!" ujar Ten membentak Yoon Gi yang sepertinya masih kehilangan setengah kesadaraannya.

"Aktif atau tidak, kita tidak bisa mengandalkannya. Lalisa akan tetap terkena efek dari toksin itu. Aku akan menghubungi rumah sakit terdekat."

"Jangan! Kita tidak bisa membawanya ke rumah sakit, itu akan membawa masalah besar"

"Lalu apa solusimu?" tanya Yoon Gi. Matanya kini terfokus pada gadget ditangannya, menampilkan video kondisi di dalam mansion itu. Pria detail itu tidak akan lupa memasang sistem backup pada setiap sistem yang dirancangnya.

"Alih fungsikan gedung B2 menjadi ruang perawatan medis intensif!" perintah Ten setelah matanya menangkap atap bangunan mansion yang terletak paling belakang, berjarak sekitar 1,5 km dari tempat mereka berdiri, dan menghadap hutan tropis itu.

"Siapa dokter dan perawat yang akan Kau tugaskan untuk merawat Lalisa? Aku tidak yakin kita dapat memanggil dokter Henry dalam waktu cepat"

"Dimana Daniel? Bukankah dia dalam perjalanan dari California?"

"Da...Daniel? Apa Kau yakin akan mempercayakan Lalisa kepada dokter psikopat itu?"

"Apa boleh buat? Bagaimanapun juga, dia sangat kompeten"

Calling Daniel Kang ....

"Halo Daniel, beri tahu Aku dimana posisimu sekarang? Segeralah menuju Locust, ada situasi darurat yang harus Kau tangani disini"

"Aku akan tiba dalam 2 jam. Ada apa?"

"Ledakan reaktor. Lalisa terkena ledakan itu."

"What? What are you doing to my baby, Ten?"

"Shut the fuck off! Prepare yourself!"

BIP

Ten segera melepas jas laboratoriumnya dan membuangnya di tempat sampah setelah panggilan itu berakhir. Sepersekian menit kemudian, Ia selesai menuliskan sketsa instruksi daruratnya.

"Doktor Yoon, inaktivasi seluruh kegiatan di Locust 127 sekarang juga! Kerusakan reaktor itu akan berdampak ke banyak hal. Aku akan mempersiapkan ruang medis!"

"Apa Kau serius? Itu berarti Reina Hwang harus direaktivasi. Karena kita akan menghentikan seluruh aliran listrik dan aktivitas biologis. Ini akan menunda pembuatan humanoid untuk eksperimen kedua," ujar Yoon Gi panjang lebar memberikan pertimbangan.

Ten tampak berpikir, wajahnya mulai terlihat frustasi. Satu sisi Ia memikirkan keselamatan adiknya, dan di satu sisi lain, Ia memikirkan keselamatan Reina Hwang dan kelangsungan proyek humanoid yang sudah mencapai 75 %.

"Reaktivasi Reina Hwang, dan kita akan menunda prosesnya hingga satu bulan kedepan. Aku akan berusaha mencapai konsolidasi terbaik dengannya. Saat ini Lalisa prioritas, bukan hanya karena dia adalah adikku, tapi dia yang memahami 35% eksperimen ini," jawab Ten final.

"Baiklah kalau begitu. Netralisasi mansion akan selesai dalam 20 menit. Setelah itu Aku akan menginaktivasi seluruh aktivitas di mansion utama."

"Aktivitas laboratorium humanoid bisa Kau pindah ke gedung C1, segera laporkan rencanamu," perintah Ten yang disetujui Yoon Gi.

Ulan Bataar National Hospital

Ruang Rawat Inap

15.00 Mongolia Time

Dengan langkah gontai, Wendy berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju meja administrasi. Ia hendak mengurus kepulangan Mark dari rumah sakit itu. Sebagai seorang dokter, Wendy tahu persis kondisi Mark belum layak untuk dipulangkan. Namun, atas instruksi Mark dan Jackson, Wendy mau tidak mau harus menuruti pola mereka untuk bergegas meninggalkan rumah sakit sekaligus negara tempat mereka transit itu.

"Please sign here, and the total bill is 2,5 million Tughrik," ujar salah satu resepsionis setelah Wendy selesai mengisi formulir kepulangan pasien.

"Excuse me, but we still use US Dollars,"

"You can go to money changer first,"

"Oh, but ...." ucapan Wendy terpotong ketika seorang pria berseragam aparat datang dan menyerahkan kartu yang nampaknya kartu kredit kepada resepsionis itu.

"(Kami akan membayarnya)," ujar pria itu, Lucas.

"Thank You, we will repay you for this, please remind us," respon Wendy sopan.

"No problem. We will escort you to airport as Jackson said, please bring your friend to the main gate," ujarnya. Lucas kemudian berlalu meninggalkan Wendy.

Wendy segera bergegas menuju kamar inap Mark dengan sisa tenaganya. Sesampainya di ruangan, tampak Mark yang sudah berdiri merapikan barang bawaannya bersama Wendy. Tidak lupa, tangannya yang diperban dan tidak bisa bergerak bebas.

"Apa Kau akan baik-baik saja? Mengkhawatirkan sekali," ujar Wendy menelisik kondisi Mark yang masih tampak pucat seperti kekurangan darah itu.

"Percaya saja padaku, Kau sudah tahu Aku pernah mengalami kondisi yang lebih gila dari ini. Ini bukan apa-apa," jawab Mark dengan nada arogan khasnya.

"Terserah Kau saja. Apakah Jackson sudah menghubungimu? Mereka membayar rumah sakit dan memberikan tumpangan mobil sampai ke Bandara,"

"Benarkah? Seingatku Jackson tidak memberitahuku perihal itu," jawab Mark

Wendy dan Mark terdiam sejenak. Saat ini mereka memikirkan hal yang sama.

"Berikan ponselku," titah Mark.

Calling Jackson Wang …

The number you are calling is not active …

BIP

"Dia tidak bisa dihubungi," ujar Mark, matanya bertatap pikir dengan Wendy tajam, berusaha mendapatkan ke arah mana Wendy berpikir saat ini.

"Excuse me, is everything okay? Jackson just message me to get you guys out to airport soon," ujar Lucas yang sejak kapan sudah muncul dibelakang mereka. Ia menunjukkan percakapannya dengan Jackson.

"Oh, but why he can't contacted right now?" tanya Mark dengan nada cukup sarkastis.

"I don't know, but if you guys can't trust me on behalf Jackson yet, we can wait," ujar Lucas dengan wajah ramah, tampak Ia tidak terganggu sama sekali dengan nada sarkastik Mark.

"Ok …" ucapan Mark terpotong oleh Wendy

"No, we trusted you … Mark, let's go!" tutup Wendy yang tampaknya tidak merasa nyaman dengan atmosfer antara Mark dan Lucas. Ia mengedipkan sebelah matanya pada Mark begitu Lucas berlalu

Mark hanya mengikutinya pasrah, namun tetap dengan pandangan dan perasaan waspada.