Chereads / Zico is My Husband / Chapter 3 - Katanya Sesama!!!

Chapter 3 - Katanya Sesama!!!

Di malam hari, Zico harus tidur dengan lilin atau lampu minyak. Karena tempat yang ia tempati itu terlalu terpencil dan jauh dari perumahan penduduk. Jadi tidak ada lampu listrik. Biasanya ada. Tapi kadang tidak ada. IA JUGA HERAN SENDIRI.

Tapi sekarang berbeda. Karena makhluk-

Sekarang Zico sudah tahu nama makhluk itu yaitu Queenzell. Dan Queenzell bisa memancarkan cahayanya di malam hari. Bahkan sangat menyilaukan mata.

Cahaya seterang bulan purnama, membuat Zico yang sudah duduk di atas kasur masih memperhatikan Queenzell yang sedang terbaring di sofa.

Zico memperhatikan Queenzell terus saat makhluk itu sudah tertidur. Dari jauh saja Zico bisa melihat bulu mata itu sangat lentik dan bibirnya kecil ranum. Zico jadi ingin mel-

Plak!

Zico jadi ingin menimpuk kepalanya sendiri. Kini sudah. Tingkahnya membuat Queenzell terusik. Akhirnya membuka mata.

Hal yang sama terulang kembali.

Zico memundurkan tubuhnya saat Queenzell bangun dan terduduk dengan mata merah menatapnya tajam. Jadi horor dunia Zico. Cahaya yang terpancar juga menjadi merah.

Queenzell menutup matanya. Zico lega ketika mata Queenzell sudah berubah seperti semula. Bola mata hitam.

"My husband belum tidur?"

Hadeuh! Panggilan itu membuat Zico merasa salting juga.

"Apa cahayanya terlalu mengganggu?"

Zico segera menjawab, "tidak sama sekali. Aku biasa tidur di kasur king size tapi sekarang di kasur sempit. Jadi aku tidak bisa tidur nyenyak."

"Aku boleh tidur disebelahmu?" Tanya Queenzell dengan entengnya.

"You're not my wife. Jadi jangan berani untuk tidur di sebelahku. Lagipula ranjang ini sangat sempit. Tega-teganya grandpa mengirimku kesini," ujar Zico lalu mulai berbaring di kasur untuk tidur.

Selimut tebal yang dikirim sekretarisnya ia gunakan untuk menyelimuti tubuh kekarnya. Begitu juga dengan bantal empuk yang sudah menjadi bantalan kepala. Setidaknya hidupnya tidak terlalu mengenaskan.

"But, you're my husband. Tinggal menunggu kapan waktunya aku menjadi your wife."

Pernyataan itu mampu membuat jantung Zico berdebar kencang. Kenapa dengan jantungnya?

Di geboyyýyy mujaernya massss!!!!!

Ikan mujaer yang mati di tangan Queenzell sudah Zico masak dan makan sendiri. Queenzell mungkin tidak makan-makanan bumi sebelum menjadi manusia lagi. Di PLUTO, makhluk itu makan apa?

"Makan awan," balas Queenzell.

Zico menatap Queenzell yang masih duduk dan memancarkan cahayanya. Membuat rumah kecil itu terasa di siang bolong.

"Kau bisa membaca pikiranku?"

"Saat malam saja."

"Kenapa bisa begitu? Siang hari tidak?"

"Memang begitu."

Sudahlah!!! Zico ingin tidur untuk menyambut hari gabutnya besok. Di sekitar tempat tinggalnya ada sawah yang membentang luas. Itu amanat grandpa Zico agar ia mengurusnya.

Besok pagi mungkin para pekerja kebun mulai datang berbondong-bondong untuk bekerja di kebun wine. Zico tinggal melihatnya saja dan mengawasi. Grandpa-nya tentu tidak akan membuat calon penerus Macaire Corp menjadi petani.

"D-di-ngin..."

Samar-samar Zico bisa mendengar ucapan itu. Ia menoleh ke arah Queenzell di sofa. Makhluk itu merintih dan menggigil. Bahkan sudah memeluk kedua lututnya yang ditekuk.

Zico khawatir.

Setidaknya Queenzell dulunya adalah makhluk sebangsa dengan dirinya. Human or manusia. Sesama manusia harus saling membantu bukan?????

"Kemarilah," kata Zico pada akhirnya. Nada ajakannya yang begitu lembut membuat Queenzell bergerak mendekatinya.

Tapi Zico masih belum bisa menyentuh tubuh Queenzell sepenuhnya. Tadi siang baru rambut kepala. Apa sekarang bisa yang semuanya???

JANGAN MODUS ZICO!!!

HANYA MENOLONG SESAMA!!! Calon manusia kembali.

Queenzell berbaring di sebelah kiri Zico dan merapatkan tubuhnya. Ternyata sudah. Zico bisa merasakan tubuh Queenzell. Apa benar ia suami dari Queenzell, maksdunya calon suami karena saat Queenzell sadar mereka akan menjadi sepasang suami istri????

Itu masih menjadi tanda tanya.

Zico menyelimuti Queenzell. Mereka dalam satu selimut yang sama. HANGAT. Itu yang Queenzell rasakan begitu juga dengan Zico. Mungkin rasa dingin di tubuh Queenzell berubah menjadi hangat ketika bersatu dengan Zico.

"Kau begitu hangat, tapi kau kedinginan..." Zico sudah memejamkan matanya dengan dagu diatas puncak kepala Queenzell. Cahaya dari tubuh Queenzell tidak terlalu terang lagi karena tertutup selimut.

Mereka tidur bersama dalam temaram lampu MINYAKS!!!

Queenzell mengigau. "Saat malam aku selalu kedinginan..."

Zico membalas ucapan Queenzell seraya tetap menutup matanya. "Di Pluto? Lalu bagaimana kau menghangatkan diri?"

"Disana ... banyak awan di malam hari. Aku gunakan sebagai selimut..."

"Ada awan di malam hari?"

"Mmm."

Zico sudahi pembicaraan mereka. Queenzell semakin merapatkan tubuhnya. Otomatis Zico memeluknya semakin erat.

INGAT ZICO!!!

SESAMA!!! SESAMA!!!

"Tubuh manusia sangat hangat..."

Zico sudah mendengar jika Queenzell dibawa ke Pluto saat masih bayi. Mungkin waktu itu belum merasakan seperti apa jadi manusia. Zico sadar. Tubuh Queenzell juga menguarkan aroma yang begitu wangi. Wanginya begitu menenangkan.

Sewangi minyak kasturi??? Seperti itulah.

"My husband..."

Zico tidak tega ketika Queenzell terus meracau. Bumi bukan tempat Queenzell ketika statusnya masih fairy. Meski Zico merasakan hangatnya tubuh Queenzell, tapi makhluk itu merasakan dingin meski tubuh Zico sudah menyalurkan sebagian besar energi hangatnya.

"Supaya kau tidak kedinginan harus bagaimana?" Zico menjauhkan wajahnya agar bisa menatap wajah Queenzell yang menyala terang. "Apa api bisa membuatmu hangat?"

"Mmm..."

"Bisa?"

Queenzell malah memeluk tubuh Zico dengan erat. Zico merasakan tubuh dalam pelukannya itu semakin menggigil. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba TERBESIT IDE di otaknya.

"Queenzell," panggilnya, lembut.

Perlahan Queenzell membuka matanya. Kini manik makhluk itu menjadi biru seperti es dalam kartun. Sesekali Zico juga pernah nonton kartun meski sudah dewasa.

Frozen, Upin & Ipin, Tayo, Robocar Poli, itulah nama-nama kartun yang diantaranya pernah Zico tonton. Meski ia tinggal di Perancis, grandpa-nya adalah orang Indonesia.

Sering mengajak ia ke negara beriklim tropis itu. Zico juga sering berkeliling dunia karena urusan bisnis. Anggap saja apartemennya dimana-mana, bahasa Inggris, Spain, France, Korea, dan masih banyak lagi sudah ia kuasai.

Queenzell berusaha untuk tersenyum. "Jangan khawatir. Pagi nanti aku tidak kedinginan lagi."

Tiba-tiba Zico ingat saat siang yang terik Queenzell sangat ceria, begitu polos, sampai membahas singkatan CD dan SD.

Sampai pagi akan terus kedinginan??? Itu terlalu lama!!!

Ide itu masih tersimpan di otak Zico dengan aman. Tangan kanannya terulur untuk mendorong pelan bahu Queenzell agar terbaring sempurna di kasur. Zico menatap Queenzell cukup lama.

IDENYA BERAKSI!!!

Zico mendekatkan wajahnya ke wajah Queenzell, bahkan ia sampai memiringkan kepalanya. Jarak kedua bibir mareka sudah sangat dekat ... sangat dekat ... hingga akhirnya bibir Zico mendarat sempurna di bibir ranum Queenzell dalam kondisi matanya yang tertutup.

Menikmati momen itu di malam hari. Di rumah kecil atau mungkin pondok terpelosok di kelilingi suasana mencengangkan diantara banyak bebatuan, gemericik air sungai, dedaunan yang saling bergesekan, sesekali juga gagak bersuara.

Zico hanya mencium Queenzell.

Tapi sekarang ia bisa merasakan lumatan dibibirnya. Sehingga Zico membuka matanya. Ia hendak menjauh, tapi kedua tangan Queenzell sudah melingkari leher Zico dan menariknya agar ciumannya semakin dalam.

Zico memelototkan matanya.

Bibirnya tiba-tiba kaku.

Queenzell tidak berhenti melumat bibir Zico yang begitu manis baginya. Sampai akhirnya Zico terbawa nafsu dan ia menutup matanya. Mencumbu bibir Queenzell yang baginya adalah candu.

Memperdalam ciuman mereka hingga Zico menelusupkan tangannya ke rambut Queenzell, bergerak menarik tengkuk Queenzell memperdalam ciuman mereka. Berhenti sejenak mengambil napas. Hingga akhirnya berlanjut terus karena sudah menjadi candu.

KATANYA SESAMAAAAAA!!!!!

❤❤❤

Gimana?

Find me on IG : marselasepty20

Wattpad : Septymarselaaa