Chereads / Phantasy world / Chapter 18 - Hutan Penggoda

Chapter 18 - Hutan Penggoda

Mata Stacey masih terpejam sedangkan teman-temannya dengan sabar menunggu Stacey terbangun.

"Kau itu sebenarnya siapa?" Itulah yang ada dibenak teman-temannya, pasalnya Stacey ditemukan pingsan tanpa terluka, padahal ia terkena telak serangan itu.

Para penyihir yang dikhususkan untuk merawat para orang-orang yang terluka atau yang tak lain adalah Dokter, mengatakan bahwa energi sihir yang terdapat di tubuh Stacey meluap-luap. Hal itu menyebabkan Stacey terbaring lemah.

Akhirnya Stacey terbangun, Teman-temannya segera mendekatkan tubuhnya kepada Stacey terkecuali Erissa. Alexador segera menyiapkan kereta kuda dan pergi menuju guild Rafoxa ketika Stacey sudah sanggup untuk menahan perjalanan yang panjang.

Aldero menyambut kehadiran mereka, jangan lupa dengan Zedva yang kembali dari tugasnya tepat ketika Stacey melangkahkan kakinya menuju gerbang guild.

"Selamat datang kembali Zedva, kutunggu kau di ruangan ku. Alexador, kau beristirahat lah dulu bersama anggota mu." Aldero menyambut kehadiran Zedva dan memerintahkan Alexador beristirahat.

kini Aldero dan Zedva sedang bertatap mata, hawa di penjuru ruangan terasa dingin.

"Festival nya kacau, ledakan besar yang mengenai tubuh Stacey diperkirakan milik seseorang dengan energi sihir yang besar." Zedva menjelaskan tugasnya di Arena Festival.

Aldero menaruh kedua tangannya di dagu, menopang dagunya agar ia dapat berpikir siapa yang menyebabkan hal ini.

"Jadi—" Ucapan Aldero terputus dengan kehadiran Meidiva yang masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, hal itu tentu membuat Aldero kesal.

"Maaf kan aku tuan Aldero, tapi ada sesuatu yang penting dari kerajaan!" Meidiva mengutarakan alasannya.

Kekesalan Aldero menyurut, Aldero menyuruh Zedva untuk menyampaikan tugasnya lebih lanjut setelah urusan Aldero selesai. Zedva ijin mengundurkan diri, Meidiva mendatangi Aldero.

"Perintah langsung dari kerajaan, seluruh ketua guild harus menghadiri rapat dadakan di ibukota, sekitar 2 hari lagi." Meidiva menjelaskan alasannya datang ke ruangan Aldero tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Dengan begini kita masih bisa melaksanakan tes di hutan penggoda." Aldero membuka mulutnya lagi.

Meidiva segera keluar dari ruangan Aldero untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk tes besok hari. Malam purnama akan terjadi ketika pertemuan ketua guild di ibukota. Stacey merehatkan dirinya di ruangan kamarnya bersama Jason,

"seharusnya aku terluka parah karena ledakan yang mengenaiku, apakah penyihir di ibukota memang sehebat itu sehingga bisa menyembuhkan segala lukaku?" Stacey bertanya kepada Jason.

"sebenarnya itu yang ingin kutanyakan kepadamu, tidak hanya aku, Erissa dan yang lainnya pun memikirkan hal yang sama." Jason menjawab pertanyaan Stacey, keduanya kebingungan akan apa yang telah terjadi.

Jason dan Stacey sedang bertatap muka, satu ketukan dari pintu yang mengalihkan perhatian mereka berdua. Setelah Jason bersuara akhirnya Amanda dan Erissa masuk dengan nampan berisi makanan di tangan Amanda.

"Makanlah ini, tes nya akan dilaksanakan besok jadi persiapkan dirimu." Amanda bersuara dengan nada indahnya.

"lokasinya di hutan penggoda." Erissa menambahkan.

Amanda menaruh nampan berisi makanan itu di atas meja kecil yang posisinya berada di samping tempat tidur Stacey.

"Kalau begitu aku tinggal pergi dulu, jangan lupa untuk beristirahat yang cukup!" Amanda berkata sebelum pergi meninggalkan kamar Stacey, sedangkan Erissa pergi berlalu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Stacey pun melahap habis makanannya lalu ia tertidur, padahal ada suatu hal yang ingin ditanyakan Stacey kepada Jason. Sayangnya tubuhnya mengalahkan pikirannya.

Karena bosan dan hari masih siang, Jason memutuskan untuk berkeliling guild, mencari keberadaan sosok yang jarang terlihat.

"Cassy!" Seru Jason dari jauh memanggil nama pria kutu buku yang pernah terjerat masalah dengan Erissa.

Cassy membalikkan badannya, keberadaanya kini berada di perpustakaan guild dengan ribuan buku didalamnya.

"Ada yang ingin kutanyakan." Kata Jason yang masih pada tubuh manusia nya.

"Siapa?" Cassy kembali bertanya, ia merasa asing dengan wajah Jason.

"Aku Jason, percayalah padaku. Lupakan tentang hal itu karena ada yang lebih penting dari itu." Jason dan Cassy pun berbisik hampir tak terdengar.

Tak ada yang tau dengan apa yang mereka bicarakan. Waktu masih berjalan dengan semestinya, hari juga sudah mulai gelap dan Stacey masih saja terlelap di tidurnya. Jason membangunkan Stacey tepat pada makan malam dilakukan.

Stacey mengembalikan semangat nya lagi, Jason mengubah dirinya kembali menjadi semula.

"Ternyata kau benar-benar Jason." Stacey berucap dengan nada sedikit terkejut.

"Kau benar-benar ya! Aku takkan selalu ada di sampingmu jika aku bukan Jason! Kau membuatku kesal." Jason meninggikan suaranya karena kesal. Seperti biasa, Stacey acuh dan pergi menuju kantin guild.

Semua teman-teman Stacey mempertanyakan tentang keadaannya, seperti mereka semua khawatir akan keadaannya. Stacey hanya menjawab seadanya, hawa tempat ini terasa berbeda di tubuh Stacey, tampak ada yang berbeda tapi tak terlihat. Walaupun dia menggunakan 'Eye blindness' tapi tetap tak ada yang terlihat.

"Ada apa Stacey?" Wajah Amanda benar-benar terlihat khawatir, dia adalah seorang teman yang baik.

Stacey berkata bahwa dirinya baik-baik saja, dia kembali ke kamar seperti biasanya, lebih dulu dari yang lain dan diikuti oleh Jason dari belakang.

Stacey masih terpikirkan dengan surat yang ia terima malam itu, surat dengan rangkaian kata yang indah dan memiliki banyak makna didalamnya. Apakah ini hanya perbuatan jahil seseorang atau bukan? Kepala Stacey kini dipenuhi dengan ribuan pertanyaan, dari surat tersebut hingga kejadian di Arena Festival serta saat ia bertemu dengan Centaurus besar.

Semua hal itu membuatnya ingin mengetahui lebih dalam, semakin dalam dia menggali hal-hal tersebut di benaknya semakin terpikirkan mengapa ia berada di sini. Stacey yang saat ini merebahkan dirinya terbangun dari tidurnya dan melihat ke arah jam dinding, tak disangka ini sudah larut. Stacey mencoba mengingat-ingat tentang Gulungan Hampa yang pernah ia baca di suatu tempat bangunan bersejarah, pada akhirnya Stacey kembali tertidur.

Perjalanan menuju Hutan Penggoda tidak jauh dan tidak juga dekat, kira-kira mengapa dinamakan Hutan Penggoda? Kalian akan tau jawabannya ketika sudah sampai disana.

Yang terlihat adalah sebuah hutan lebat, Meidiva menjelaskan tentang Hutan Penggoda ini. Dari yang dijelaskan dapat di simpulkan bahwa yang berbahaya itu adalah peri, dia tak menyerang tapi akan melakukan suatu hal. Meidiva tak menjelaskan bagian itu karena tes nya sudah dimulai.

"Kalian akan tau sendiri nanti." Aldero berucap dengan dingin seperti biasa.

Stacey bersama dengan Jason, mereka terpisah dengan Amanda serta Erissa. Hutan ini benar-benar dipenuhi kejanggalan, para peri-peri dengan tubuh yang kecil mulai berdatangan, peri-peri ini terlihat imut dan menggemaskan. Semakin dalam Stacey dan Jason memasuki hutan ini semakin terlihat siapa sosok sebenarnya dari peri-peri ini, mereka adalah peri iblis! Wajah mereka yang awalnya imut menggemaskan berubah menjadi menyeramkan, mata berwarna merah dan ada sebuah corak di kiri kanan wajah mereka.

Stacey dan Jason mencoba untuk tak menghiraukan para peri itu, tapi langkah mereka akhirnya tercegat karena adanya sebuah balon yang asal muasalnya dari mulut peri-peri itu.

Balon-balon bening itu memperlihatkan sesuatu yang tak seharusnya diperlihatkan.