Chereads / Phantasy world / Chapter 12 - Si tukang ramal

Chapter 12 - Si tukang ramal

Sang peramal pun menyuruh Stacey untuk duduk di kursi yang dikhususkan untuk pengunjung. Bola ramalan terlihat berada di atas meja tersebut. Stacey menaruh tangannya diatas bola ramalan tersebut.

"Waw! Apa-apaan ini?! baru kali ini aku melihat arwah sedang bertengger di badanmu!" Seru sang peramal itu memberitahukan.

Stacey terkejut, baru pertama kalinya ia mendengar yang seperti ini.

"Bercanda!" Teriak sang peramal itu lalu terkekeh.

"Maafkan aku, panggil saja aku Aaron. Lelaki tampan yang siap meramalmu kapan saja." Tambahnya dan tersenyum hangat.

Si pria ramal yang kini telah diketahui namanya itu tak merasa malu sedikit pun setelah mengatakan hal itu. Dia dengan percaya dirinya memanggil dirinya tampan, apa akhir-akhir ini tak ada yang memuji wajah tampannya ya?

"Stacey, dia aneh." Bisik Jason ke telinga Stacey ketika Aaron pergi mengambil sesuatu. Stacey menyetujui perkataan Jason, dia berencena keluar dari tempat ini bersama Jason tetapi pria tukang ramal itu mencegat Jason dan Stacey.

Pria tukang ramal itu mengambil kartu tarotnya dan menaruhnya diatas meja. Aaron mengamati secara teliti kartu tarotnya.

"Hmmm... Kau akan beruntung sekaligus tidak, aku tidak tau detail nya tapi berhati-hatilah. Terima kasih sudah mau berkunjung di Rumah Ramal Aaron!" Kata Aaron mengakhiri pembicaraan.

Jason dan Stacey pun keluar dari rumah ramal itu, bingung nasib buruk apalah yang kan menantinya.

"Kehancuran, dia benar-benar gadis yang mengerikan." Ujar Aaron setelah melihat kepergian Jason dan Stacey.

Entah apa yang dimaksud oleh Aaron tapi satu hal yang pasti ialah kehancuran.

Jason dan Stacey berkeliling di area festival Wateria, keduanya masih berpikir kuat mengenai ketidak beruntungnya Stacey.

"Kuharap dia tidak mengatakan yang sebenarnya." Kata Jason.

"Kuharap juga begitu." Stacey menjawab perkataan Jason dan segera memulihkan dirinya dari rasa takut.

Setelah berkeliling cukup lama, mereka berdua akhirnya memutuskan untuk kembali ke penginapan tepat pada jam makan malam.

Stacey melihat kedua teman perempuannya sedang duduk di meja makan, tak ada yang berbicara diantara keduanya. Stacey duduk di kursi meja makan, ia berpikir apakah yang membuat kedua temannya ini tak seperti biasanya.

Apa karena Zedva tadi memberikan bunga padanya? Dia benar-benar merasa tak nyaman.

"Emmm... Maafkan aku saat tadi—saat kita bertemu dengan Zedva." Kata Stacey yang bingung harus berkata apa.

"Hey Stacey! Ini bukan salahmu, kami hanya memikirkan mengapa Zedva tak menyapa kami. Itu saja." Amanda menanggapi perkataan Stacey dengan ceria seperti biasanya.

"Apa aku boleh tau tentang hubungan kalian di masa lalu?" Stacey bertanya dengan hati-hati.

Amanda menganggukan kepalanya dan menceritakan kisah masa lalunya bersama Zedva, Amanda pernah diselamatkan oleh Zedva dan menjadi sahabat dekat dengannya tetapi semua itu hancur karena kepergian Amanda. Amanda hanya kesal kenapa Zedva tak mengingat dirinya.

Amanda dan Stacey menoleh kepalanya ke arah Erissa,

"Aku takkan menceritakan masa lalu ku." Itulah yang keluar dari mulut Erissa dan ia segera pergi dari meja makan.

Amanda dan Stacey hanya memandang Erissa. Setelah itu tak ada lagi yang berbicara,

"Apa kau tau dimana Alexador?" Tanya Stacey ke arah Amanda.

"Tidak. Katanya dia ada urusan dengan anggota kerajaan." Jawab Amanda sambil memakan roti lapisnya.

Karena tak ada lagi yang bisa dilakukan Stacey, akhirnya ia memutuskan kembali ke kamar dan meninggalkan Amanda sendiri di ruang makan.

Stacey mengambil setangkai mawar yang tadi diberikan oleh Zedva, Stacey mencium bau dari mawar tersebut.

Tak disangka ada secarik kertas tersembunyi di antara kelopak mawar tersebut, Stacey mengambilnya dan menaruh mawarnya kembali ke meja kecil yang ada di sebelah kasurnya.

"Tolong sampaikan salam ku ke Erissa, Dua bulan dari arah Utara menuju arah matahari terbit berada. Zedva." Stacey membacakan isi surat dari secarik kertas tersebut.

"Itu dari Zedva!!! Untuk Erissa! Ayo kita beritahu ke Erissa!" Ujar Jason dengan bersemangat.

'Tapi kenapa hanya Erissa? Kenapa tidak ada surat untuk Amanda juga? Sebenarnya apa hubungan mereka?' Stacey berpikir dalam hatinya.

Stacey segera berlari kecil ke sekeliling penginapan untuk mencari keberadaan Erissa tanpa membalas perkataan Jason. Erissa tak ada dikamarnya dan kedua makhluk yang mencarinya bingung sekaligus panik.

Setelah mengelilingi penginapan dan tak menemukan keberadaannya Erissa, akhornya Jason dan Stacey memutuskan untuk mencari diluar, suara riuh piuh Festival Wateria masih terdengar. Akan sulit bagi mereka mencari keberadaan Erissa dengan ramainya penduduk di saat festival seperti ini.

"Ini akan sulit." Kata Jason yang membawa Stacey di punggungnya.

"Kita di tempat sepi saja Jason, Erissa tak terlalu suka dengan tempat ramai seperti ini." Stacey berkata memberikan petunjuk.

Jason mengikuti perkataan Stacey, gang-gang kecil sudah mereka periksa satu persati tapi tak ada tanda mengenai keberadaan Erissa.

Kedua makhluk bernyawa itu memutuskan pergi ke taman saat Stacey pergi ke sana tadi siang.

Disana tak ada juga, akhirnya mereka pulang dan berhenti mencari Erissa. Saat mereka hendak pergi menuju perjalanan pulang, Stacey melihat Erissa yang sedang berdiri sendirian di atas jembatan kayu.

"Erissa!" Panggil Stacey.

"Ada surat untukmu!" Kata Jason memberitahu.

Erissa membalikkan badannya dan menunggu kedua temannya menyampaikan pesannya.

"Dari Zedva." Stacey menyerahkan setangkai mawar itu serta secarik kertasnya.

Erissa membacanya perlahan lalu membuang Mawar tersebut ke aliran air yang ada di bawah jembatan.

"Apa maksud dari pesan itu??" Stacey bertanya, ia tak paham dengan isi surat itu.

"Iya, cepat jelaskan Erissa! Auuuuu!" Jason berkata dengan semangatnya yang tak pernah luntur.

"Tak ada alasan bagiku untuk menceritakan hal ini ke kalian, terima kasih sudah menyampaikan surat sampah ini."

"Kenapa??????? Dan mengapa hanya kau yang mendapat surat dari Zedva? mengapa Amanda tidak mendapatkan surat itu juga?" Stacey kembali bertanya.

Beberapa saat hening dan Stacey tetap setia menunggu jawaban yang keluar dari mulut Erissa.

"Masalah ini dan itu berbeda, Zedva telah menganggap Amanda sudah mati karena tragedi masa lalu, anehnya Amanda hidup kembali karena terkena racun. Kau bisa menanyakan langsung ke Zedva." Erissa menjelaskan singkat tentang fakta mengenai Amanda.

Stacey dan Jason terkejut bukan main, jadi apakah Amanda itu adalah mayat hidup? Sungguh aneh Amanda bisa hidup hanya karena terkena racun.

Stacey mengajak Erissa kembali ke penginapan dan tetap bertanya-tanya yang tak dijawab oleh Erissa.

"Kalian siap untuk menyambut Arena Festival di hari esok? Kau harus bersiap-siap Stacey, Pria tua itu juga menunggumu di Arena Festival." Jason berujar kepada Stacey dan Erissa.

"Aku selalu siap!"