Chereads / Phantasy world / Chapter 7 - Obat herbal

Chapter 7 - Obat herbal

Pagi hari telah tiba, Stacey bangun lebih pagi daripada biasanya. Terlihat Jason masih di alam mimpinya.

Stacey mengambil tongkatnya dan pergi ke luar kamar, membuka dan menutup pintu secara perlahan agar Jason tidak bangun dari tidurnya. Langkah kaki Stacey tegas dan cepat, beberapa para pendatang baru berada di luar kamar dan menyapa Stacey yang tak dibalas oleh Stacey.

Kakinya berhenti di depan pintu tua berwarna coklat kemerahan lalu mengetuknya perlahan, berharap orang yang ditemuinya membukakan pintu untuknya. Sesuai harapan, orang itu membukakan pintu dan Stacey masuk ke ruangannya sebelum disuruh masuk.

"Apa maksud dari tongkat ini?" tanya Stacey tanpa basa-basi.

"Tongkat dengan kekuatan sihir. Kau sudah melihatnya kemarin bukan???" Jawab Aldero sambil menyeka rambutnya yang lumayan panjang itu.

"Ya, tapi bagaimana cara menggunakannya? Dan untuk apa??"

"Kau bisa bertanya pada Meidiva, saat ini aku sedang sibuk. Pergilah!" Usir Aldero dingin sembari membukakan pintu untuk Stacey.

"Tapi--" Belum selesai Stacey bicara, Aldero sudah mendorong badan Stacey terlebih dahulu lalu menutup pintunya dengan kencang.

Stacey berdecak kesal, ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan guild ini. Stacey ingin mencari tau lebih banyak tentang dunia ini.

Singkat perjalanan, Stacey duduk di kursi perpustakaan yang luasnya sangat besar. Karena matahari kian menaik, sedikit demi sedikit orang pergi menuju perpustakaan ini, mencari tau tentang tes yang dilakukan tahun sebelumnya dan beberapa orang lainnya habya mengobrol.

Stacey membaca buku tentang dunia ini,

"Keren, segala ras bisa hidup berdampingan seperti ini. Apa ini??? Kejadian yang bersejarah di hati masyarakat Phantasy?" Gumam Stacey seraya membolak-balikan kertas.

"Aahh, kejadian yang saat itu ya?" Tiba-tiba lelaki dengan rambut berwarna putih yang dicampur warna biru muda di ujung rambutnya muncul dihadapan Stacey.

Stacey memasang wajah bingung, siapa laki-laki yang ada didepannya?

"Ah maaf, kau pendatang baru ya? Perkenalkan aku Zedva, manusia biasa sebagai seniormu disini." Ujar Lelaki bernama Zedva itu.

"Stacey."

"Nama yang indah! Apa kau seorang elf???? Dunia ini benar-benar unik ya." Zedva berujar ceria seraya duduk di depan Stacey dengan senyuman manisnya.

"Kau tau tentang kejadian bersejarah ini?" Sela Stacey mengalihkan pembicaraan yang tidak ada gunanya.

wajah Zedva berubah drastis, yang tadinya ceria dan hangat kini dingin.

"Iya itu benar-benar hari yang suram."

"Stacey!!!!!!!!!! Kau akan terlambat!!!!" Teriak Alexador dari pintu perpustakaan.

Stacey membenahi buku yang berserakan di mejanya, banyak pasang mata yang terpusat ke arah Alexador dan penjaga perpustakaan memperingati Alexador agar tidak berisik.

"Kutunggu penjelasan nya nanti!" Kecam Stacey lalu berlari kecil ke arah Alexador.

Singkat waktu, Stacey saat ini sedang berada di kereta kuda bersama, Alexador, Amanda, Erissa dan pastinya Jason.

"Tak kusangka kita akan sekelompok." Kata Erissa ketus sambil mengarahkan pandangannya ke luar kereta.

"Tadi kau berbicara dengan Zedva?" Tanya Alexador kepada Stacey.

Stacey sedang dimarahi oleh Jason karena tak membangunkannya saat ingin pergi meninggalkan kamar.

"Iya." Kata Stacey tak memperdulikan ocehan tiap ocehannya Jason.

"Kau berbicara dengan Zedva?!" Ujar Erissa dan Amanda hampir berbarengan.

Erissa kemudian memasang wajah cuek kepada Amanda.

"Ya, kenapa?" Tanya Stacey.

" mereka berdua adalah teman masa lalu Zedva yang kini dicampakkan oleh Zedva." Ungkap Alexador kepada Stacey.

Amanda dan Erissa memasang wajah kesal, Alexador tertawa dengan santainya. Jason masihbpada ocehannya yang suaranya kian meninggi.

"Jason! diamlah!" Perintah Stacey, Jason tunduk sebab tak mungkin melawan tuannya.

Dilain waktu, Aldero yang berada di ruangannya memanggil Zedva. Dengan penuh rasa hormat Zedva menundukkan badannya sebelum menatap mata milik Aldero.

"Kudengar kau sedang berbicara dengan wanita itu di perpustakaan." Kata Aldero memulai pembicaraan.

"Jarang sekali kau seperti ini." Lanjut Aldero.

"Aliran sihirnya menarik aliran sihirku, itu saja." Jawab Zedva sekenanya.

"Awasi dia, jangan sampai ketahuan."

"Permisi tuan Aldero, ada undangan dari ibukota." Kata Meidiva.

"Jangan sampai tertangkap oleh mereka di kerajaan." Bisik Aldero kepada Zedva dan mengambil surat resmi dari kerajaan.

Zedva memahami tugasnya dan pergi dalam sekedipan mata.

Kembali ke Stacey, saat inu mereka sudah berada di padang rumput hijau yang luas. Sepoi-sepoi angin membuat surai mereka terhembus ke belakang.

"Kita akan membuat bola herbal disini, carilah semanggi berdaun tiga sebanyak dua buah, satu tangkai mawar berwarna putih dan air suci." Aldero memberi perintah kepada junior nya.

"Air suci????? Dimana? disini tidak ada kuil, danau dan lainnya! Bagaimana cara mencari nya?????" Protes Erissa yang melihat ke sekeliling nya, Amanda juga berpikiran yang sama.

Sepoi angin ini seakan mengatakan 'Aliran... mataa...' di telinga Stacey.

Alexador tak segera memberikan jawaban, Amanda mulai berkeliling untuk mencari benda yang dicari, Erissa mengamati lingkungan sekitar nya, Jason mengendus-ngendus rerumputan hijau itu.

"Aliran sihir!!!! Pusatkan Aliran sihir kalian ke mata!" Seru Stacey kepada kedua temannya.

Amanda, Stacey dan Erissa mencobanya walau bagi Erissa itu adalah hal yang tak masuk akal.

Terlihat benda-benda yang mereka cari dilapisi aura putih kelam,

'pok pok pok'

"Iya, itu disebut 'eye blindness'. Kalian bisa melihat sesuatu yang tidak terlihat dengan syarat benda itu memiliki aura didalamnya." Alexador berujar memberikan penjelasan.

Stacey dan teman-temannya mengumpulkan benda yang diperintahkan oleh Alexador. Diam-diam dari kejauhan Zedva sedang mengawasi Stacey dalam diam.

Alexador mengambil sebuah guci besar dan alat perapian,

"Erissa! Berikan aku sihir apimu!"

"Kumpulkan bahan-bahan itu ke dalam guci ini, lalu Stacey masukkan air kedalam nya, jangan terlalu banyak! " Titah Alexador.

Amanda memasukkan semua bahannya, Erissa menjaga perapian dan Stacey terus mengisi air yang selalu berkurang.

"Inilah bagian tersulitnya! Erissa! apinya jangan sampai padam dan Stacey teruslah mengisi! Untuk Amanda! selalu berilah cahaya di atas guci!" Ucap Alexador yang nampaknya letih.

"kumpulan bahan-bahan itu akan menyatu dan membutuhkan kekuatan sihirnya, tetap terjaga sampai besok pagi! Jason! Melolonglah setiap empat jam sekali! " Alexador menguatkan Juniornya itu.

Waktu demi waktu mereka habiskan dengan sekuat tenaga, kantuk yang tak hilang dan rasa letih luar biasa mereka rasakan pada malam ini. Satu kesalahan berakubat fatal, satu kesalahan saja terjadi mereka hsrus mengulanginya dari awal.

burung berkicau dengan bebasnya di langit dengan berbalurkan sinar mentari pagi yang kaya akan vitamin.

"Stop!!! kalian bisa beristirahat! " Teriak Alexador menghentikan Stacey dan teman-temannya.

"Akhirnya!!!!!" Seru Erissa dan merebahkan dirinya.

Amanda duduk lemas karena letih dan Stacey berada disamping Jason, ia tertidur dan Jason sebagai bantalan kepalanya.

Alexador berjalan cepat kearah guci tersebut, melihatnya kedalam agar tau apakah ini berhasil atau tidak.

Dengan wajah sendu Alexador mengambil bola herbal itu menggunakan tangannya.

"Sedikit lagi..."