Chereads / My Boss My Lover / Chapter 25 - Apa kamu setuju?

Chapter 25 - Apa kamu setuju?

" Ya ,dengan senang hati ,Apabila perusahaan Ann bersedia menjadi investor terbesar perusahaan Alvalendra, tetapi bukan itu yang saya inginkan ", ucap Leon sambil menyeruput kopi tersebut.

" jadikan saya Anakmu

.

.

.

Hening

Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan saat ini . Butuh waktu beberapa menit untuk mereka mencerna apa yang sebenarnya di katakan oleh Alvalendra bungsu itu.

" APA ," ucap Ernest lantang , ia mengepalkan tangannya kuat-kuat,' jadi selama ini benar, pantas saja si Alvalendra ini menggratiskan hutangnya kepada Merisa dan ternyata memang ada yang di inginkannya , semua orang bodoh pun tau apa yang di maksud Alvalendra licik ini , ia bermaksud melamar Merisa kepada paman , heh tidak akan aku biarkan .'

" Ernest ," ucap Aditya yang tak lain adalah ayah Merisa mencoba menenangkan Ernest yang sudah siap untuk melayangkan tinjunya ke arah Leon.

" apa yang membuatmu yakin untuk melamar adikku ,apa kau mencintainya, apa kau akan membuatnya bahagia?," pertanyaan Ernest yang beruntun mampu membuat Leon bungkam.

" tuan Alvalendra sungguh kehormatan bagi keluarga kami untuk menjadikan Merisa menantu keluarga Alvalendra, tetapi untuk masalah masa depan Merisa biar Merisa sendiri yang memutuskannya ," ucap Aditya tegas .

" Saya mengerti , tapi apa yang saya ucapkan tadi benar adanya, dan saya akan membuatnya bahagia ," ucap Leon dengan nada serius .

'cih benar benar licik ,ia memanfaatkan kesempatan balas Budi ini untuk menikahi Merisa , aku tidak rela apabila adikku jatuh ke tangan laki laki yang licik ini ,' batin Ernest mengumpat.

Ernest menganggap bahwa Leon tak pantas untuk Merisa karena Leon adalah laki-laki yang dingin dan tak berperasaan, ia jelas tak punya kasih sayang sedikitpun untuk Merisa.

" baiklah ,beri kami waktu satu minggu untuk Merisa memberikan jawabannya ", Aditya mencoba untuk memberikan solusi.

" Baiklah kalau begitu saya pamit , terima kasih atas waktu luangnya," Leon memutuskan untuk undur diri. Aditya dan Ernest berdiri untuk memberi salam perpisahan kepada sang tamu , sadangkan Ernest menjabat tangan Leon kuat sambil menatap Leon sinis. Mereka berempat berjalan keluar menuju ke arah halaman ,disana sudah terparkir mobil Ferrari milik Leon .

.

.

.

.

Mobil tersebut melaju dengan kecepatan sedang , kini Leon memejamkan matanya untuk meredakan debaran di jantungnya , Ferdi yang sedari tadi melihat Leon memejamkan mata hanya melirik sekilas melalui kaca spion.

" Apa tuan yakin dengan keputusan tuan ini,"

" aku tidak tahu ", ucap Leon yang masih dengan memejamkan mata .

" Apa tuan mencintai nona?,"

" Ya. " jawab Leon sekenanya, 'apa kamu mencintainya ' pernyataan yang sama itu membuat Leon berpikir keras , mungkin dalam 7 tahun menguntitnya itu bisa di katakan cinta kan , satu hari tanpa melihatnya aku seperti orang gila itu juga cinta kan , ahh persetan Dengan cinta , Aku tak bisa kehilangan dia lagi ,aku hanya ingin bersamanya .

' saya yakin bahwa tuan benar benar mencintai nona ,tapi tuan adalah seseorang yang kikuk dalam masalah percintaan.'

.

.

.

Merisa P.O.V

' apa maksud Leon tadi siang , apa ia benar-benar ingin menikah denganku', aku menatap menuju ke arah jendela kaca dengan tirai terbuka. Dari lapisan bening itu, terlihat langit luas. Terlihat gemerlap bintang bintang dan bulan yang bersinar terang membelah kegelapan malam.

Tok tok..

Tiba-tiba suara ketukan menyadarkan ku dari lamunan .

"Sebentar", sahutku sambil berjalan untuk membukakan pintu kamar.

Ceklek.

" Apa aku mengganggu tidurmu ",

" Tidak ayah , aku masih belum tidur ," ucapku mempersilahkan ayah masuk kedalam kamar.

" Nak , ada yang ingin ayah katakan ," Ayah duduk dengan posisi menghadap kearahku .

" aku tahu apa yang ingin ayah katakan ,aku mendengar semuanya ," ucapku menunduk menyembunyikan wajahku.

" nak , Apa kamu setuju ?,"

" ...." aku tak menjawab ,tanganku mencengkram ujung piyama untuk menyembunyikan kegugupanku.

" Jika kamu tidak setuju ayah akan membicarakannya dengan Ernest cara lain untuk membalas Budi kepada Tuan Alvalendra", ucap ayah sambil mengelus puncak kepalaku .

" Tidak ayah , aku setuju ,aku ingin membahagiakan ayah ,," ucapku tersenyum menanggapi ucapan ayah. Sebenarnya aku tidak ingin ayah kecewa karna aku tak bisa memenuhi keinginannya , tapi aku tak tahu perasaanku pada Leon Alvalendra seperti apa, yang aku tahu aku hanya ingin membalas Budi kepadanya karena telah meminjamkan uang kepadaku dan membayar lunas hutangku pada rentenir

" Nak , aku tidak ingin kamu tertekan karena ini, apapun keputusanmu, ayah menerimanya ," Ayah memandangku dengan nada serius .

" Apa kau mencintainya," tambahnya lagi

" Tentu saja ,siapa yang tidak menyukainya , ia tampan mapan juga kaya , semua wanita sudah mengantri untuknya ,aku beruntung karena telah dilamar olehnya ," ucapku meyakinkan ayah.

" Baiklah kalau begitu nak ,ingat satu hal ' ayah menerima apapun keputusanmu,' sudah malam istirahatlah," ayah mengecup keningku lembut dan berjalan pergi menuju pintu kamar .

" Selamat malam ,"

" selamat malam,"

.

To be continue.....

maafkan keterlambatan update ku iniπŸ™πŸΌ

πŸ™πŸΌπŸ˜Š