Setelah panggilan mereka berakhir, Anya menunggu kepulangan Aiden di rumah. Waktu berlalu dengan cepat. Sudah beberapa jam Anya menunggu tetapi Aiden tidak pulang juga. Kepala Anya terus menoleh untuk menatap jam di dinding, namun dentang jam itu membuatnya merasa semakin cemas.
Mengapa Aiden tidak kunjung pulang? Apakah ia lupa dengan janji kencan mereka? Apakah Aiden benar-benar marah padanya sehingga ia membatalkan kencan pertama mereka?
Anya duduk di sofa ruang tengah dengan murung. Televisi di hadapannya menyala, buku di pangkuannya terbuka, tetapi Anya sama sekali tidak memedulikannya. Pikirannya seolah tidak berada di tempat itu.
Hana hanya bisa tertawa kecil saat melihat tingkah Anya. Ia berpikir bahwa Anya sedang merindukan Aiden, padahal mereka baru saja berpisah sebentar. Dasar anak muda …
Beberapa saat kemudian, suara mobil Aiden terdengar dari luar rumah. Mendengar hal itu, Anya langsung melompat dari tempat duduknya dan berlari menuju ke pintu depan.