"Bulan Kegelapan."
"Ares."
Randika dan Bulan Kegelapan saling menatap satu sama lain. Aura membunuh yang pekat mulai merembes keluar dari keduanya.
"Kau tidak bisa kabur lagi." Kata Randika dengan nada dingin.
"Tidak perlu, karena kau akan mati hari ini."
Mendengar hal ini, Randika mengerutkan dahinya. Suara itu bukan berasal dari Bulan Kegelapan melainkan dari belakangnya.
Dari arah belakang juga muncul sensasi bahaya yang menyuruhnya untuk menghindar.
Melihat reaksi Randika, Bulan Kegelapan menyengir. "Tidak ada salahnya berjaga-jaga jika melawanmu bukan? Lagipula aku bukan tandinganmu 1 lawan 1."
Saat itu juga, Randika menoleh dan menaruh kedua tangannya di depan dadanya. Dari arah belakang, muncul 2 telapak tangan yang hendak menghantam dadanya. Kedua belah pihak bertemu dan hasil energinya membuat keduanya melangkah mundur.
Ketika melihat lawan barunya ini, Randika cukup terkejut. Wajahnya benar-benar terlihat buruk.
"Apollo dan Brahman!"