Bastian berjalan penuh percaya diri masuk ke dalam Rumah Sakit Amerta. Semua perawat dan pasien tertuju pada langkah kaki tegap Bastian. Semua kepala memperhatikan bagaimana Bastian masuk dengan gagah.
Meskipun para perawat sudah melihat Bastian bolak-balik ke rumah sakit, mata mereka tidak bisa berhenti mengangumi ketampanan pria itu.
Bastian memiliki aura bos dan kelembutan. Berbeda dengan Victor. Pria itu memiliki aura pria penggoda yang sombong.
"Apa Pak Tanjung ada di ruangannya?" tanya Bastian pada sekumpulan perawat yang dari tadi memperhatikannya.
"Iya, Pak Tanjung ada," kata salah satu dari perawat malu-malu.
Mereka heran tumben sekali Bastian bertanya tentang Pak Tanjung. Biasanya pria itu mencari Kirana.
Bastian berjalan menuju ruangan kerja Pak Tanjung yang tak jauh dari UGD. Ia ingin bicara empat mata dengan pria botak itu.
Sesampainya di depan ruangan Pak Tanjung, Bastian mengetuk pintu dan masuk.
"Selamat siang, Pak Tanjung," Bastian menyapa.