Chereads / Are we? / Chapter 4 - 4

Chapter 4 - 4

Minggu Pagi yang cerah di kediaman keluarga barga nyonya besar sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga nya, tidak seperti hari-hari biasa, hari minggu di keluarga barga adalah hari untuk berkumpul bersama, dan itu adalah suatu hal yang wajib. Jika di hari biasa mereka semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing yang sering kali jangan kan untuk sarapan bersama bertegur sapa saja mungkin tidak sempat bagaimana bisa bertegur sapa bertemu pun jarang. Jika tidak ada hari besar atau acara khusus maka hari minggu lah waktu mereka bersama itupun kalau mereka ada di jakarta. Bukankah keluarga lebih penting daripada pekerjaan? ya seharusnya, mereka bekerja untuk keluarga bukan?

.

.

"morning mih"

"morning ga, kamu pulang jam berapa tadi malam? lembur lagi?" tanya mimih pada anak pertamanya Angga Pratama Barga

"hmm.. aku gak tau jam berapa tapi ya memang lembur semalam" jawab angga sambil duduk di ruang makan

"pagi mih" kini pipih pun menghampiri

"pagi mih, pih, bang" sapa revan dan ikut duduk di ruang makan

mereka pun sarapan pagi seperti biasanya

"setelah ini jangan dulu kemana-mana ada yang ingin pipih dan mimih bicarakan pada kalian"

"heemm" jawab revan sekenanya sambil mengunyah roti yang ada di mulut.

.

.

Setelah sarapan mereka pun kumpul bersama di gajebo sambil pipih yang memberi ikan-ikan kesayangannya itu sarapan, angga dan revan yang sedang santai di temani kopi sedang mimih sepertinya sedang menelpon seseorang entah siapa.

.

.

"jadi apa yang ingin di bicarakan pih? " tanya angga

"ahh yaa" pipih pun kemudian mencuci tangan lalu duduk di susul dengan mimih yang kini duduk disebelah pipih

"jadi begini, kalian kan tahu umur pipih dan mimih sudah tidak muda lagi sudah tidak seharusnya lagi bekerja bukan? tetapi perusahaan keluarga kita tidak ada yang handle selain pipih dan mimih karena kalian lebih memilh untuk membangun usaha kalian sendiri, pipih dan mimih bukannya melarang kalian untuk membangun usaha kalian sendiri tapi ya tolonglah jangan lupa dengan perusahaan keluarga, kalau bukan kami yang mengurus perusahaan tentu nya kalian lah yang harus mengurusnya bukan? jadi mimih dan pipih minta kalian untuk mengurus perusahaan, dan kami harap kalian tidak akan menolaknya lagi, apa kalian tidak kasian pada kami sudah tua begini harus terus ngurusin perusahaan? jelas pipih lebar sambik memasang muka memelas

"maaf pih tapi revan kayak nya gak bisa bantu jujur aja dengan perusahaan revan sendiri saja sudah kewalahan" bukannya sombong tapi memang benar perusahaan revan memang sangat maju walau tergolong perusahaan baru tapi perusahaan nya sudah bergerak secara global

"angga juga pih mih maaf, lagi pula kenapa kita gak percaya kan saja perusahaan pada sepupu sepupu kita pih? tentu perusahaan angga pun sama dengan revan

"hmm baik lah kalo begitu 60% dari perusahaan pipih akan di ambil alih oleh angga sebagai anak pertama dan 40% nya oleh revan, tidak ada bantahan" tegas pipih

"loh kok?" sanggah revan

"semua surat-surat pengalihan atas nama perusahaan sudah di urus jadi kalian gak perlu repot lagi tenang saja" mimih dengan santainya

"sepertinya percuma untuk menolak kali ini van" bisik angga pada revan

'huuuhhh' "baiklah" jawab revan malas

"oh iya kalian tolong hari ini ada di rumah ya jangan pergi kemanapun karena hari ini akan ada tamu spesial yang akan datang" titah mimih pada revan dan angga

"jadi dia akan kesini mih?" tanya pipih

"iya tadi mimih sudah menelponnya pih dan dia akan kesini malam ini"

"memang siapa sih mih tamu nya?" tanya angga

"putri namanya" jawab pipih

.

.