Chereads / CINTANYA ORANG ASING / Chapter 13 - MALU

Chapter 13 - MALU

"kamu pernah El-dE-ER Berapa lama?"

tanya nana kala berada di atas motor bersama nuh.

"eng... belum pernah".

"wah kamu mengejekku yah nan??"

"eh enggak... ia tau kamu baru kali ini punya pacar se imut aku". "tapi kalau aku dulu...

"ah.. dulu ya dulu... atuh..."ujar nuh memotong kata-kata nana

"eh denger dulu... dulu aku pernah sampe beberapa bulan gituh".

nuh yang mendengar bahwa dirinya bukanlah yang pertama yang hadir di hati nana tak tau harus berkata apa.

"ummm... jadi??

"nggak, aku ketemu kamu kan..."

ujar nana seraya mencubit perut nuh.

"eh ia ia ... tar jatoh loh..."

"biar... hhhh"

"aku belum pernah jatuh cinta layaknya sekarang nan... tunggu, tunggu masanya akan ku halalkan dirimu. maaf aku yang terlalu malu dengan keadaan diriku sekarang yang belum bisa memastikan itu semua..."gumam nuh dalam diamnya.

"ah sudah jalani saja dulu nuh"

aku pun belum selesai semester dua".

setidaknya masih ada waktu untuk memastikan semua,aku yakin semua akan indah pada waktunya".

"kamu yang semangat kerjanya.!!!.". ujar nana menyemangati nuh yang kala itu bekerja sebagai

pelayan di sebuah kafe di pusat kota tanjung pinang.

"ok... siap.nan...!!!"

ujar nuh menarik gas motor custom hitam yang mereka tunggangi sontak nana memeluk erat nuh yang kala itu menuju rumah nana sepulang dari kafe puncak khas di tanjung pinang tempat kerja nuh.

alih-alih pergi ke kafe, nana sebenarnya bertemu dengan nuh bahkan pada permulaan cinta mereka, dan berhubungan satu tahun lebih lamanya hingga sampai nuh memutuskan mengikuti ujian kemampuan bahsa korea di sekitar tempat kerjanya dan di nyatakan lulus.

"nan aku lulus aku lulus nan..."

ujar nuh memberi tahu nana dengan begitu semangat.

nana yang biasanya hampir tiga hari dalam seminggu mengunjungi kafe tempat kerja nuh.

namun kali ini tak seperti malam-malam biasanya ia tersenyum dengan seperti menutupi rasa lain di benaknya.

dengan keadaan yang seperti itu, bahkan nuh tak mempunyai untuk sekedar sebuah ponsel yang mungkin akan memudahkan mereka berkabar, sedang orang tua nuh saja memberi nuh sebuah nomor telephone kepunyaan tetangga kala ia memutuskan merantau ke tanjung pinang.

"wah selamat ya..!!!".

ujar salsa yang kala itu bereaksi dengan ungkapan nuh.

"o ia nuh... aku punya janji dengan ayah malam ini aku harus cepat pulang..."

ujar nana seraya merapikan laptop kedalam tas

"wah kamu bahkan baru datang?? nanti... biar ku pinjamkan motor aku antar?!!!". ujar nuh yang seperti biasa mengantar salsa sepulang dari kafe.

"emmm nggak usah nuh,.." kali ini aku akan pulang sendiri kamu selesaikan saja tugasmu"

ujar nana mengedipkan mata.

nan.. nan..?!!

nana!!!!

tiba-tiba nuh tersadar dari tidurnya yang sontak membuat kaget penumpang lain di sebelahnya.

kenapa bang mengigau ya??

tanya penumpang tersebut kala penerbangan baru berjalan selama lima belas menit.

nuh yang sudah terbiasa dengan ke cuekan orang luar negri hanya mengiakan tanpa berkata lebih.

bahkan ia sempat menganggap aneh keakraban yang begitu di tunjukan orang indonesia kala pertama kali ia pulang. dan entah bagaimana ia mengingat kembali wanita ber masker sapu tangan yang sempat dekat denganya,hingga nuh mematahkan semua rasa yang ia tunjukan.

dan tanpa di sengaja salsa yang duduk tepat di belakang kursi nuh tersadar dengan kata-kata nuh yang sempat memimpikan nana.

hhh... sempat-sempatnya ia memimpikan wanita yang telah ia temui.

padahal ia barusan bertemu...

dassar bisa-bisanya ia duduk dan mengigau di depan ku... ujar salsa yang kini berubah suasana hatinya dari sedih menjadi geram.

lolly yang di awal sadar saat mendapati nuh duduk di depan salsa tidak bisa memberi tahu salsa karna ia takut akan di jadikan sasaran kemarahan salsa meski belum pernah terjadi karna salsa akan selalu melampiaskan kemarahanya pada samsak karna ayahnya seorang atlet bela diri yang mengajarinya untuk menyalurkan kemarahan pada hal-hal positive salah satunya pada samsak.

"mengigau itu hal yang biasa mas.., karna perasaan yang tulus dan kadang di dominasi oleh rindu".

ujar seorang laki-laki yang rambutnya tak lagi hitam namun tampak bugar.

"um..."singkat nuh yang tak begitu mempedulikan bapak-bapak tersebut.

"anda ini orang mana??".

tanya bapak itu yang semakin penasaran dengan tingkah laku serta tampang nuh yang tak terlihat seperti orang indonesia.

"ss saya... orang cilacap". ujar nuh yang masih menjawab seperlunya.

sedang salsa yang sejak tadi geram mengepalkan kedua tanganya dan layaknya bom atom yang siap untuk meledak ia siap untuk berteriak.

"kenapa?? kenapa?? kenapa... kamu masih nyampah di depanku...??

lirih salsa.

"pak... saya sangat merasa bersalah sekali dengan seseorang".

tiba-tiba nuh yang beberapa waktu diam dalam kebimbangan untuk bercerita pada orang asing kini memulai percakapan.

"oo rasa bersalah itu perlu...!!"

"tapi semua itu karna saya mematahkan perasaanya" ujar nuh tertunduk

"kenapa kamu mematahkan hati orang itu?"

tanya bapak itu pemasaran

salsa yang sejak tadi geram kini entah kenapa menjadi lemas dan larut dalam perbincangan dua insan di depanya tersebut.

"karna... seseorang".

"karna seseorang?? seseorang yang seperti apa yang anda maksud??"

"hhh ituh..."

"tak apa bila kamu tak ingin mengatakan.

tapi... anak muda... kesempurnaan itu hanya milik tuhan. anggap semua yang berlalu adalah pelajaran dan hari ini anugrah untuk meraih masa depan".

"lalu...kalau kamu merasa bersalah mintalah maaf.

agar tak kamu rasakan rasa bersalah yang akan terus membayangi".ujar bapak itu menasehati nuh.

siap...ujar nuh singkat dan tersenyum.

"wah saya seperti berbicara dengan seorang prajurit tangguh inih... hhh "

ujar bapak-bapak tersebut terkekeh.

salsa yang mendengar kata-kata bapak itu juga melontarkan pertanyaan di dalam hatinya.

"kalau rasa bersalah hilang karna minta maaf

lalu rasa sakit ingin memiliki akan hilang dengan apa pak??"

"apakah akan hilang dengan mendengar ungkapan kata maaf??"

nuh pun membuka ponselnya yang masih dalam mode pesawat.

ia kini pun tak tau posisi salsa di mana.

aku harus minta maaf setidaknya secara langsung sebelum benar-benar berpisah.

sal... bisa kita biacara sebelum kita berpisah

ada yang benar-benar ingin ku katakan setidaknya sebelum kita berpisah.

"aku akan meminta maaf untuk semua kata yang telah terlanjur kukatakan dan belum sempat terjadi, menemanimu, monumen gonggong, untuk semuanya".

ujar nuh dalam diam, setelah mengirim pesan bahwa ia ingin berbicara sebelum berpisah ddngan salsa.

sedang salsa kini tak terasa menitihkan air mata.

tak kuasa menahan luapan rasa di hatinya.

karna ia merasa hanya ingin memiliki nuh meski setelah apa yang telah ia saksikan di depaan bandara meski ia tak tau jelas apa yang sedang terjadi sebelum mereka bertolak ke jakarta

yang satu ia yakini adalah ia seseorang yang harus tau malu karena hadir di antara dua sejoli yang sedang berencana mengabadikan cinta.

sedang nuh yang sudah habis menitihkan air mata

kini hanya menangis di dalam hati dan berdo'a yang terbaik untuk kekasih hatinya tersebut.

karna selain ketidak mampuanya menentukan kepastian menghalalkan kekasihnya tersebut

ia memang benar-benar mencintai kekasihnya tersebut bahkan tujuh tahun lamanya,

bahkan kehadiran salsa yang begitu jelas menunjukan perasaanya.

bahkan hingga terakhir ia menatap kekasihnya yang bersandar pada bahu suaminya.

namun semua rasa itu sirna dalam rasa malu yang menyadarkanya bahwa rasa ia punya tak pantas untuk berlanjut.

tanpa di sadari salsa dan nuh mengatakan hal yang hampir sama dalam lirihnya

"Aku malu dengan diriku"

"aku malu mengharapkan orang yang jelas-jelas telah di takdirkan untuk orang lain".(salsa)

"Aku malu dengan diriku"

"aku malu mengharapkan orang yang jelas-jelas di takdirkan untuk orang lain".

"dan mematahkan hati orang lain"

lirih nuh yang

semakin merasakan sesak di dalam hatinya.

di dalam pesawat yang akan mengakhiri perjalanan panjangnya,

bahkan perjalanan cintanya.