nuh...
apa??
nuh...
apa??
"kenapa kita tidak bisa memaksakan keadaan...'?
bahkan pada orang yang kita sayang??
maksudnya??
"ia kenapa harus ada perpisahan untuk meraih kebahagiaan lain??"
....(nuh terdiam)
"bukankah begitu mudahnya berbicara sedekat ini apalagi untuk sepasang suami istri??"
"lalu kenapa harus ada perpisahan dan akhirnya mencari kebahagiaan lain??"
nuh yang baru menyadari arah pembicaraan nana terdiam dalam kata-kata nana,yang membicarakan orang tuanya yang telah berpisah.
kala mereka berada di monumen Raja Fisabilillah.
nuh berniat menasehati nana hanya ingin ia tahu bahwa yang ia alami tak sepahit yang di alami nuh, namun ia tak begitu mengerti hati wanita, ia hanya mengira apa yang ingin ia utarakan akan membantu setidaknya sedikit mengubah suasana hati sang kekasih.
"nan..." ada.... 'hal-hal yang pada masanya akan menjadi keputusan paling terbaik, "dan yang pasti mereka gak melakukan itu tanpa sebuah 'alasan".
"percaya deh...!!" di luar sana banyak orang yang mungkin mengharapkan kehidupan yang kamu miliki karna yang mereka alami lebih parah.
"memangnya apa yang lebih parah melihat orang yang kita kasihi bahagia dengan orang lain??"
"em... "
nuh hanya tertegun karena kembali teringat mendiang ayahnya.
"mungkin salah satunya adalah..
hanya bisa memandangi sosok paling berjasa dalam hidupmu lewat dari sebuah foto nan..."
gumam nuh yang memandang kedua bola mata nana yang memerah .
"emmm mungkin ketidak bahagian orang yang kita cintai bila bersama kita??".
"misalnya bila orang yang kita sayang malah menjadi sengsara?" "bila bersama kita" "ss...sedang ia bisa lebih bahagia bahkan tanpa kita?".
ujar nuh yang tergagap memungkiri rasa pedas di matanya yang sempat kembali teringat sosok seorang ayah yang begitu ia sayangi yang harus gugur di medan perang bahkan sebelum nuh sempat dapat berbicara.
mendengar semua kata-kata nuh nana hanya tak percaya betapa nuh mampu mengatakan hal yang jelas-jelas tak membantu dalam pembicaraan mereka.
"hhhh aku gak percaya kamu berbicara omong kosong sperti ini...??"
"mana ada orang yang tidak bahagia dengan seseorang yang ia pilih sendiri???"
"ataupun melihat orang yang kita cintai berbhagia dengan orang lain!!!"
lalu berjalan meninggalkan nuh.
....
"nan... berbahagialah... karna masih melihat senyum yang tertoreh di wajah orang tuamu".
"dekap mereka dalam pelukmu..".
"berdo'alah untuk kesehatan mereka setidaknya kamu masih melihat mereka bahagia".
"semoga engkau akan meraih suatu kebahagia'an yang sebenarnya suatu hari nanti.
"dan tanpa harus memilih antara bertahan atau berpisah"
gumam nuh yang berjalan dua langkah di belakang nana.
"mas, mas, sudah sampai...!!"
ujar bapak-bapak yang ada di sebelah nuh membangunkan nuh kala telah mendarat di bandara Soekarno Hatta pada jam 21-07.
"eng...??"
lirih nuh yang tersadar dengan matanya yang tak terasa menitihkan air mata hampir-hampir membasahi maskernya kala tertidur sampai-sampai tak merasakan landing pesawat yang memang tergolong sangat mulus bahkan ia tak melepas sabuk pengaman setelah memasangkanya hingga akhir pendaratan.
"makasih pak..!"
singkat nuh seraya melepas masker dan menyeka air mata yang sempat mengalir tanpa terasa.
"sama-sama, saya duluan.."
ujar bapak-bapak tersebut seraya tersenyum dan mulai melangkahkan kaki menuju pintu keluar.
"ia pak hati-hati"
ujar nuh yang baru saja melepas sabuk pengaman di pinggangnya.
tak terasa terlihat orang-orang yang masih sibuk dengan barang bawaan.
"hhh aku nggak percaya bahkan tidur saat landing.."
"eng!!!".
tiba-tiba nuh tersadar akan sesuatu yang membuatnya mengerutkan dahi.
aku bahkan tak tau salsa bebusana warna apa lirihnya seraya membuka bagasi yang berada di atas tempat duduknya dengan tergugup.
"aku harus cepat..!!".
kalau tidak aku mungkin gak bakal bisa hanya sekedar untuk meminta maaf.
namun nuh merasakan semua itu seakan semakin sulit
saat ia tak bisa keluar dengan cepat dari pesawat karena antrean yang masih padat.
dengan langkah yang terburu-buru ia melangkahkan melewati beberapa orang yang masih mengeluarkan barang-barang bawaan.
tiba-tiba dengan tanpa sengaja ia sedikit menyenggol seseorang yang berpakaian dinas loreng khas tni
"buk..."
"maaf pak..."
ujar nuh yang meminta maaf karena terburu-buru.
"eh hati-hat..' 'loh... kamu??"
ujar lucky dunya akhirat yang terlihat kaget karena
bertemu nuh
"hehe dunia ini sempit sekali ya..??". 'ketemu kamu lagi.. hhhh"
hehe maaf pak saya terburu-buru ingin menemui seseorang... seraya menunduk dan meninggalkannya menuju pintu keluar yang berada di depan.
"hoodie hitam ransel merah gantungan kunci panda!!!".
tiba-tiba lucky dunya akhirat berteriak pada nuh yang melangkah menjauhinya yang hampir membuat semua orang melihat ke arahnya.
nuh yang mendengar kata-kata lucky hanya sempat menoleh beberapa saat dan terfikirkan kata-katanya tanpa sempat bertanya karna terburu-buru menapaki jalan keluar yang masih di padati orang.
lucky yang menyadari hal itu hanya biasa-biasa saja karena memiliki mental baja seorang prajurit komando.
"hhhh siap bertugas... lirih lucky seraya menggendong ranselnya
eng... zahra???
lirih lucky seraya mengecek smartphonenya yang masih bermode pesawat.
"eh... pak tentara ketemu lagi...!!!"
tiba-tiba lukcy tersadar seseorang memanggilnya
terlihat seorang wanita yang tak begitu tinggi
tersenyum dengan dua orang laki laki yang terlihat terkaget melihat tingkah salsa yang menyapa orang asing berseragam loreng tersebut.
hhhh wah sepertinya ada sedang saling mencari??celetuk lucky seraya terkekeh.
"hhhh bapak ngomong apa toh?" ujar salsa seraya menyeka sebagian rambutnya ke bebelakang terlihat telinga mungil dengan anting-anting sederhana.
"hhhh oh ia mana topimu??"
tanya lucky yang teringat bahwa ia memberi tahu nuh bahwa salsa memakai topi.
"ah hhhh ituh..."
"ternyata nggak nyaman dan kayanya aneh aja klo make malem-malem".
ujar salsa bingung karna di tanya soal topi.
"emmm sebaiknya pakailah topimu... sepertinya akan ada hal besar yang akan kamu temui dengan topi itu..."
ujar lucky seraya melangkahkan kakinya.
"eng... satu lagi!!!".
"pastikan dulu suatu hal sebelum kamu terburu-buru menyimpulkannya".
ujar lucky yang menoleh untuk terakhirkalinya hingga ia benar-benar melangkah meninggalkan salsa dengan asisten serta bodyguardnya.
"hati-hati pak... bravo tni..!!!."
tiba-tiba pak rocklie berteriak pada lucky.
dan di balas dengan acungan jempol oleh lucky.
"eh... inget kata-katanya tadi..!!!".
pastikan dulu apa dia lebih tua dari bapak atau tidak" celetuk salsa
dan di susul dengan tawa lolly.
"dah eh cepet keluar. o ia kabari ayah untuk menjemput... aku dah kangen.... sekali".
ujar salsa yang kini memutar tas ranselnya ke depan dan mencari-cari topi yang di maksud lucky dunya akhirat.
hhhh hal besar macam apa
dengan ini??
gumam salsa yang tak lagi memercayai hal-hal tahyul yang kembali mengingatkanya pada kata-kata nuh.
"mitos ya mitos... omong kosong. semua itu sudah di gariskan sal..."
"aku punya do'a kok... untuk semuanya".
lirih salsa yang membolak-balik topi hitam miliknya lalu memasukkanya lagi.
akhirnya kini ia benar-benar telah tak ingin memaksakan kehendaknya.
karna telah timbul hasrat ingin membenahi diri dan bersiap untuk penantian dalam hidupnya.
langkah-langkah salsa kini tenggelam dalam kenangan empat belas hari di bumi karantina bersama nuh.
bahkan kini hujan rintik kembali melanda langit bandara internasional Soekarno Hatta membuat suasana berubah menjadi dingin seketika.
nuh... berapa persentase orang yang orang jatuh cinta pada pandangan pertama??
95 persen sal...
sembilan puluh lima persen...
sembilan puluh lima persen...
sembilan puluh lima persen...
"ia aku tahu... aku dah tau itu
dari kamu...!!! tapi kamunya...??? ih... sebbel...!!!
tiba-tiba salsa yang terngiang kata-kata tersebut kembali mengingatkanya pada kejadian nuh yang di hampiri oleh seorang wanita.
lalu dengan tanpa sadar ia menendang besi pegangan pada bus yang akan mengantarnya dari pesawat ke bandara.
dug...
"auh...."
kini salsa sudah benar-benar penat dan ingin cepat -cepat pulang dan kembali memeluk ayah ibunya.
ia pun menelpon ayahnya.
hallo pah?? anisa dah pulang....
sontak suara salsa membuat kehebohan tak terkira di ujung telphone
mah... xia he udah pulang...
xia he dah pulang...
pah... anisa anisa
eh... xia he anisa pun sama.... anak papah juga hehe yang terpenting kamu sehat kan nak??
di mana kamu sekarang ?? nanti ayah jemput.
di depan terminal 1 deket pintu masuk... ujar salsa
ok tunggu di sana ok xia he...
ia ia dah... da papa aku tunggu ujar salsa sebelum mengakhiri sambungan telphone.
namun betapa terkejutnya salsa setelah beberapa saat terdengar pertikaian tak jauh dari keberadaan dirinya berdiri saat itu...