Pieter masih saja duduk manis sambil memainkan jari-jarinya diatas layar ponselnya Barry pun terus saja memperhatikan Pieter yang terus saja bertukar pesan entah dengan siapa. Barry semakin curiga dengan sikap Pieter jangan-jangan sahabatnya itu sedang bermain belakang dengan Alea, maka sebelum Pieter bertindak lebih jauh Barry harus memisahkan keduanya terlebih dulu.
"Piet, aku sarankan supaya kau tak lagi menganggu Alea, ini demi kebaikan kita," mohon Barry.
Pieter mengerutkan keningnya menatap Barry yang memohon seperti itu, selang sedetik tawa Pieter pecah lelaki itu terbahak-bahak bahkan sudut matanya mengeluarkan air.
Saking gelinya ucapan Barry, Pieter sampai memengang perutnya tawa yang menghiasi bibirnya itu masih belum reda juga.
"Dengar, aku tak bercanda Piet, Herdy bisa saja membunuh kita detik ini juga jika kau bermain-main dengan Alea," Barry memang tengah dalam mode serius tak peduli dengan gelak tawa yang Pieter perlihatkan.